KARAWANG-Ditengah kemarau panjang, ratusan petani di Kecamatan Lemahabang mulai memanen tanaman padi dengan harga jual yang stabil. Bahkan hasil panennya bisa mencapai 8 ton per hektarnya.
Kordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Lemahabang, Irfan mengatakan, panen raya baru dimulai di tiga desa di Kecamatan Lemahabang yaitu Desa Karyamukti, Desa Lemahabang dan Desa Pulokalapa. “Meski kemarau harga gabah hasil panen stabil karena hasilnya memang cukup bagus,” ujar Irfan, Minggu (13/10).
Dikatakan, harga gabah saat ini kondisinya sedang bagi karena di banderol Rp5 ribu – Rp5,2 ribu/Kilogramnya. Dengan hasil produksi rata – rata 8 ton perhektar. Ia merinci, untuk varietas Ciherang – Mekongga, bahkan bisa di banderol Rp5,4 ribu, sementara infari 32 di patok Rp5,2 ribuan. “Antar varietas beda sedikit lah, yang jelas memang baik produksi maupun harga, sedang bagus,” katanya.
Dijelaskan, meskipun kemarau pasokan air cukup memadai karena di Kecamatan Lemahabang menggunakan sistem pengairan irigasi dan bukan tadah hujan. “Pasokan air cukup memadai, meskipun sempat menggunakan pompa air di beberapa desa,” jelasnya.
Baca Juga:Soal Salah Upload, DPRD Minta BKPSDM Sanksi StafnyaRempug Tarung Adu Tomat, Hajat Buruan Hingga Arak-arakan Hasil Bumi
Sementara, salah seorang buruh tani di sekitaran sawah Lemahabang, Husen (50) mengatakan, produksi rata-rata gabah Ciherang, bisa mencapai 7-8 ton perhektarnya. Volume ini sangat stabil, ditambah dengan harga gabah yang cukup baik, menyusul masa panen yang belum masuk musim penghujan.
Kisarannya, antara Rp5,1 – 5,2 ribu perkilogramnya. Dengan volume tonase yang stabil dan harga yang baik, setidaknya bisa hasilkan modal kembali dan surplus, betapapun banyak potongan mungkin, untuk penggarap, biaya angkut dan calo. “Bagus sih sekarang mah, bulir padinya jarang hampa, karena nyampe tuh 8 ton perhektar,” katanya. (use/ded)