SUBANG-Rumah janda tua di RT 01 RW 01 Dusun karang Anyar Desa Ciasem girang Kecamatan Ciasem hampir ambruk. Kondisi rumah tidak layak huni milik Mak Darmi (79), tidak tersentuh program Rutilahu Pemkab Subang. Padahal kondisinya, nyaris ambruk dan sudah mengajukan tiga kali perbaikan rumah namun tidak pernah ada realiasi. Terlebih, janda yang sudah berumur tersebut, saat ini dibantu warga sekitar mulai dari makanan dan minumannya.
Ketua RT 01 RW 01 Dusun karang Anyar Desa Ciasem girang Kecamatan Ciasem, Risnandi mengatakan, salah satu warganya yang bernama Mak Darwi (79) yang sudah lansia, merupakan janda tua. Hidupnya sungguh sangat memprihatinkan, karena tinggal di rumah yang sangat tidak layak untuk dihuni. Bahkan dikarenakan musim angin kencang, sebentar lagi akan memasuki musim penghujan khawatir rumahnya ambruk. “Ini sangat membahayakan jiwa warga kami, ketika kondisi rumahnya seperti ini,” ujarnya.
Dijelaskan Risnandi, kondisi rumah Mak Darwi sangat memprihatinkan. Sudah mengarah ke samping dan hampir ambruk, apalagi bangunan rumah yang terbuat dari papan dan bambu saja. Sementara genteng juga sudah pecah dan tidak bisa dipakai lagi. “Kondisi rumah berlantaikan tanah. Rumahnya hampir ambruk, karena bangunannya hampir 100 persen terbuat dari papan dan juga bambu,” jelasnya.
Baca Juga:Anniversary Kubel Treffen Indonesia Ke-50 Pecahkan Rekor ORIDunia Bicara Sungai Cilamaya
Kondisi tersebut, lanjutnya, diperparah dengan kesulitan nenek tersebut mencari penghasilan karena sudah renta. “Makan dan minum diberi tetangga dan warga sekitar, karena prihatin dengan kondisi yang ada saat ini,” terangnya.
Dijelaskan Risnandi, para warga khususnya Dusun Karanganyar Desa Ciasem Girang, menginginkan bantuan dari Pemkab Subang untuk melakuan perbaikan terhadap rumah Mak Darmi, dengan program rutilahunya. Pihaknya berharap, Mak Darmi tidak terancam jiwanya dan bisa hidup dengan nyaman. Warga dan desa sudah mengajukan perbaikan rumah dalam rutilahu sebanyak 3 kali pengusulan, namun dari Pemkab Subang tidak direspon. Padahal untuk lahan tempat berdirinya rumah tersebut kabarnya milik kepunyaan sendiri nenek tersebut. “Sudah 3 kali pengusulan, tidak ada realisasi. Kami mohon Pemkab Subang agar bisa menggelontorkan program rutilahu ke warga kami yang sagat memperihatinkan keadaan rumahnya,” ungkapnya.