Sejarah Singkat Keramik Plered
Keramik Plered, sudah tampak sejak zaman Hindia Belanda pada tahun 1795. Sekitar Citalang terdapat lio-lio tempat pembuatan genteng dan batu-batu. Sejak saat itu, rumah penduduk Citalang, yang beratap ijuk atau serabut daun kelapa dan alang-alang berubah menjadi genteng.
Mulai tahun 1935, gerabah menjadi industri rumah tangga. Pada tahun yang sama, warga Belanda di Plered mendirikan pabrik pertama gerabah dengan nama “Hendrik De Boa” di sekitar Kampung Warung Kandang.
Pada zaman penjajahan Jepang, kerajinan keramik di Plered mengalami kemunduran akibat banyaknya warga yang dupaksa bekerja pada proyek proyek Jepang yang diberinama Romusha. Pabrik Hendrik De Boa diubah namanya menjadi Kaki Kojo. Meski tetap berproduksi jumlahnya tak sebanyak saat Belanda mendirikanya.
Zaman perjuangan kemerdekaan, kerajinan rakyat soal Keramik Plered nyaris terhenti, akibat perjuangan fisik warga Plered merebut kemerdekaan. Baru mulai dibangkitkan lagi pada Desember 1945.
Baca Juga:Kemenag Perketat Pengawasan Pondok PesantrenKB dan TK Nurhidayah Berkunjung ke Polres
Pada tahun 1950 Wakil Presiden pertama Republik Indonesia Bung Hatta, membuka resmi Induk Kramik Plered yang gedungnya dekat Gonggo Plered Desa Anjun sekarang.
Data lain dari tokoh Keramik Plered, Darma Kapal, Keramik Plered sudah ada sejak 1904. Kala itu sudah dibuat gerabah kasar untuk kebutuhan alat rumah tangga, seperti tempayan, periuk dan paso. Tokoh pengrajinnya dikenal bernama Ki Dasjan, Sarkun, Asli, Entas Wareya dan yang lainnya.
Hingga saat ini, perkembangan Keramik Plered mengalami kemajuan. Bertrasformer dengan aneka bentuk dan berbagai latar yang mempengaruhi perkembanganya.(dyt/vry)