TAHUN politik sebentar lagi. Bagi 8 daerah di Jabar. Berebut kursi kepala daerah. Pasar politik dipetakan.
Apa yang harus didagangkan. Siapa yang harus didagangkan. Sesuai selera pasar.
Yang punya kriteria mendekati kebutuhan pasar akan dipilih. Peluangnya lebih besar.
Begitu logika marketing politik.
Baca Juga:PC Fatayat NU Kabupaten Subang Latih Kader BaruZiarah ke TMP, Elita Doakan Pelantikan Jokowi-Ma’ruf Berlangsung Lancar
Kita bahas pasar yang lain. Bukan pemasaran politik. Tapi ada kesamaannya.
Keinginan pasar sudah jelas. Suka dengan yang kenyal dan gurih. Kebutuhan pasar yang begitu bisa dipenuhi Subang. Ya, ikan Subang segar. Dagingnya kenyal. Khususnya ikan air deras. Begitulah selera pasar ikan.
Kebanyakan dihasilkan dari daerah Subang bagian selatan. Air dari pegunungan tidak berhenti mengalir. Efek air deras menghasilkan daging ikan yang kenyal.
Otomatis, ikan air tawar dari Subang selatan disukai pasar. Sejak tahun 70-an banyak petani membangun kolam ikan deras. Di daerah Subang selatan. Misalnya, di Kecamatan Kasomalang, Cisalak, Jalancagak dan Cijambe.
Data terbaru, ada sekitar 6.000 jalur kolam ikan deras. Petani menyebutnya kolam rening. Pembesaran ikan emas dan nila.
Ikan Subang terkenal. Karena rasanya yang gurih dan kenyal. Menguasai 70 persen pasar di Jabar. Terutama pasar bibit ikan. Sektor perikanan mempekerjakan sekitar 8.000 warga.
Perputaran uang yang dihasilkan tak kalah fantastis: Rp182 miliar/tahun. Itu baru dihitung kasar.
Baca Juga:Pelantikan Jokowi-Ma’ruf Bakal Dihadiri 9 Kepala NegaraYang Tenggelam di Plentong
Banyak yang kepincut dengan keuntungan dari usaha ikan. ‘Orang kota’ mulai berdatangan. Menyewa, membeli lahan dan kolam ikan. ‘Pribumi’ jadi penjaga.
Perputaran uang miliaran itu milik siapa? Siapa yang jadi jawara? Pemerintahan Jawara mau apa?
Anda suka pasar politik atau pasar ikan?
Lukman Enha–Pemred Pasundan Ekspres