Bangun Jalan, Renovasi Rumah, hingga Bersantap Bersama
TNI Manunggal Membangun Desa atau TMMD boleh jadi wujud yang paling pas menggambarkan kemanunggalan antara TNI dengan masyarakat. Betapa tidak, mulai dari membangun jalan, merenovasi rumah, hingga bersantap, dan lainnya dilakukan secara bersama-sama.
ADAM SUMARTO, Purwakarta
BOTRAM atau mayoran adalah istilah dalam Bahasa Sunda yang merujuk pada kegiatan bersantap secara bersama-sama. Bila yang disantap adalah nasi liwet, yakni nasi yang ditanak dengan beberapa rempah hingga masak, maka istilahnya ngaliwet.
Nah, ‘syarat’ utama ngaliwet ini dilakukan secara bersama-sama. Nasi liwet yang sudah matang disajikan diatas lembar daun pisang utuh. Disusun memanjang di dua sisi daun yang terpisah oleh batang daun pisang.
Setelah nasi liwet, selanjutnya lauk pauk yang disebar di atas nasi. Lauknya biasanya ikan asin, goreng tahu dan tempe, jengkol goreng, plus sambal dan lalapan. Jelas terbayang nikmatnya.
Nikmat saat ngaliwet ini jelas terlihat saat beberapa personel Kodim 0619/Purwakarta beserta warga Desa Cisaat, Kecamatan Campaka, bersantap bersama di tempat Mak Minah yang rumahnya menjadi sasaran rutilahu.
Baca Juga:Pemkab Subang Santuni Korban Terdampak WamenaPonpes Tahfidz Ibnu Hafidz Buka Pendaftaran 300 Kuota
Bahkan, tak sedikit pula anak-anak warga sekitar ikut bersantap. Tak sedikit pun rasa takut berada didekat tentara. Yang ada, anak-anak tampak lahap menghabiskan menu yang ‘terhampar’ di atas daun pisang.
Dandim 0619/Purwakarta Letkol Arh Yogi Nugroho menyebutkan, botram, mayoran atau ngaliwet menjadi tradisi pemersatu warga. “Makan bersama itu selain nikmat juga memupuk rasa persatuan. Bahkan, saya pernah melakukannya (ngaliwet) bersama anak-anak Papua yang ada di Purwakarta. Meski itu budaya khas Sunda, namun sangat dinikmati oleh mereka,” kata Dandim saat ditemui Pasundan Ekspres di Makodim 0619/Purwakarta, Jl KK Singawinata, Kelurahan Nagri Kidul, Purwakarta, Senin (21/10).
Dandim menjelaskan, kebersaman saat bersantap adalah sebagian kecil gambaran kebersamaan TNI dan masyarakat pada saat TMMD. “Kebersamaan ini terlihat sejak pra-TMMD hingga menjelang rampungnya TMMD. Sasaran fisik berupa pembangunan jalan penghubung sepanjang 650 meter dengan lebar empat meter dikerjakan secara bersama-sama pula,” kata Dandim.
Pun halnya saat melaksanakan fisik lainnya seperti pembuatan gorong-gorong, pembangunan rutilahu, hingga renovasi musala dan ruang kelas dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong. “Kebersamaan saat TMMD juga terlihat jelas tatkala sasaran nonfisik dilaksanakan. Yakni, pada saat penyuluhan, wawasan kebangsaan, hingga olahraha dan bersantap bersama,” ucapnya.