Penjaringan Akseptor masih Rendah
KARAWANG-Pengendalian penduduk di Karawang menghadapi tantangan tersendiri, menyusul banyaknya warga usia produktif dari luar daerah yang bekerja di Karawang. Pasalnya, mereka bukan saja bekerja, tapi menikah dan menetap hingga memiliki anak di Karawang.
Kabid KB Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang, Endang Syaeful Bahri mengatakan, dari total penduduk Karawang tahun 2017 sebanyak 2,29 juta jiwa, Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) keseluruhan termasuk dengan buruh migran mencapai 3,38 persen setiap tahun. Meskipun LPP mengalami penurunan 1,44 persen, namun ini menjadi tantangan tersendiri atas kondisi pengendalian penduduk dewasa ini.
Menyusul, lanjutnya, banyaknya buruh migran dan penjaringan Akseptor masih rendah kepesertaannya, sebab sebut Endang angka Drop Out peserta KB cukup tinggi yakni 124,4 persen. Itu artinya, kalau dapat 10 akseptor KB dalam sebulan di satu wilayah, maka yang keluar dari kepsertaan akseptor itu juga mencapai 10 orang. Bahkan, sebut Endang, MKJP tahunan juga rendah diangka 15,27 persen.
Baca Juga:553 Calon Kepala Desa Ikut Pilkades, 5 Calon Lebih Rawan KomplikAngin Kencang Ganggu Aktifitas Warga Lembang
“Laju pertumbuhan penduduk kita memang turun, betapapun keseluruhan dengan buruh migran atau pekerja mencapai 3,38 persen, ” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala DPPKB Karawang, Sopiah mengatakan, Karawang ini migrasinya cukup deras, karena banyak warga usia produktif di luar Karawang selalu bertambah menyusul banyaknya industri.
Mereka, sebut Sopiah, bukan saja kerja, tapi juga menikah dan menetap di Karawang atau jadi warga Karawang. Ini, jadi tugas bersama sukseskan program-program KB, utamanya dukungan dalam menjaring akseptor – akseptor KB. “Iya, mereka kerja, menikah dan menetap di Karawang, ini jadi tantangan tersendiri bagi kita,” pungkasnya. (use/ded)