PURWAKARTA-Puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Purwakarta berlangsung meriah. Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, peringatan HSN tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Hari ini di Purwakarta merayakan hari santri yang ke-3 tahun. Perayaan hari ini sedikit berbeda seperti tahun sebelumnya. Ada rangkaian kegiatan hari santri seminggu kemarin. Mulai dari tanggal 12 Oktober sampai kemarin,” ujar Anne saat memperingati acara puncak HSN di Taman Pasanggrahan Padjajaran Purwakarta, Selasa (22/10).
Bupati Anne menjelaskan, rangkaian HSN ini tidak hanya diperingati dengan kegiatan upacara saja, melainkan dengan adanya kegiatan lainnya. “Pada hari santri sekarang, kita adakan perlombaan mulai dari MQK (Kitab safinah, taqriv, fathul muin, alfiyah ibnu malik), cipta puisi, photografi, porseni dan defile santri. Selain itu kemarin (senin, 21 Oktober 2019) kita melaksanakan shalawat dan dzikir bersama,” jelas Anne.
Baca Juga:SDIT Cendekia Deklarasikan Sekolah Ramah AnakSosialisasi saat TMMD, Warga Campakasari Melek Bahaya Narkoba
Selain itu, Kapolres Purwakarta AKBP Matrius mengapresiasi kegiatan hari santri nasional yang didukung penuh pemerintah Kabupaten Purwakarta. “Sangat meriah, Kegiatan hari santri di Purwakarta sungguh luar biasa dimana seluruh kegiatan santri dan ulama, didukung penuh oleh pemerintah kabupaten purwakarta dan TNI-Polri. Sekarang ciri khas sarungan tidak hanya di pakai lokal, tapi Presiden pun memakai sarung, yang merupakan ciri khas Islam nusantara,” kata Matrius.
Di tempat yang sama, Rais Suriah PCNU Kabupaten Purwakarta KH. Abun Bunyamin mengatakan, santri-santri di Indonesia saat ini sudah semakin hebat dan tidak ketinggalan zaman.
“Kami selaku Rais Suriah PCNU Purwakarta menyampaikan terimakasih kepada bupati dan semua pihak yang telah mensupport langsung kegiatan hari santri nasional. Semakin majunya zaman, semakin hebatnya keadaan maka santri sekarang ada istilahnya yakni santri millennial. Sekarang sudah tidak ada lagi istilah santri kampungan, sekarang banyak pejabat, orang kaya yang anak-anaknya mondok di pesantren,” ucap KH. Abun Bunyamin.
Ia berharap, ke depannya masyarakat untuk tidak ragu mengirim anak-anaknya mondok di Pesantren. “Kami berharap kepada seluruh masyarakat untuk tidak ragu memasukkan anaknya ke pesantren, karena santri sekarang tidak hanya belajar agama saja tapi belajar ilmu pengetahuan lainnya,” harapnya.(mas/vry)