JAKARTA-Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 orang menteri dan 4 pejabat setingkat menteri dalam jajaran kabinet Indonesia Maju, Rabu (23/10). Ada tujuh pesan khusus yang disampaikan Jokowi kepada para pembantunya. Yang terpenting adalah tidak korupsi selama menjabat.
“Saya juga telah memerintahkan kepada seluruh anggota kabinet, pertama jangan korupsi. Ciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi. Kedua, tidak ada visi misi menteri. Yang ada visi misi presiden dan wakil presiden,” tegas Jokowi Istana Merdeka Jakarta, Rabu (23/10).
Ketiga semua harus kerja cepat, kerja keras dan kerja produktif. Yang keempat, jangan terjebak rutinitas kerja yang monoton. Pesan kelima, kerja berorientasi pada hasil nyata. “Sudah saya sampaikan tugas kita bukan hanya menjamin sent, tetapi delivered,” imbuhnya.
Baca Juga:Harapkan Percepatan Kesejahteraan dan Pembangunan BangsaPerajin Dompet Lokal Subang Kesulitan Memasarkan Produknya
Pesan keenam, para menteri diminta selalu mengecek masalah di lapangan dan menemukan solusi. Ketujuh, semua menteri harus serius bekerja. “Saya pastikan yang tidak serius, yang tidak sungguh-sungguh, hati-hati. Bisa saya copot di tengah jalan,” papar Presiden.
Terkait nama Kabinet Indonesia Maju, Jokowi menyebut karena kebijakan akan diarahkan pada tujuan Indonesia yang lebih maju. “Dalam lima tahun lalu, kita kan kerja, kerja, kerja. Sekarang arahnya lebih dikerucutkan untuk mengantarkan Indonesia maju,” papar Jokowi yang didampingi Wapres KH Ma’ruf Amin.
Menurutnya, usai dilantik para menterinya sudah siap bekerja. Kepala Negara menegaskan tidak ada target 100 hari. Karena pemerintahan saat ini adalah melanjutkan pemerintahan sebelumnya. “Tidak ada target 100 hari, kita ini melanjutkan yang sebelumnya. Yang jelas kita ingin mengejar yang pertama berkaitan dengan defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, buka lapangan pekerjaan. Selain itu, kita akan lakukan dengan menarik investasi sebanyak-banyaknya. Sehingga muncul peluang-peluang kerja seluas-luasnya,” tutur Presiden.
Selain itu, sektor lain yang difokuskan yakni reformasi birokrasi yang harus dilakukan secara konkrit. Perizinan dan sistem yang rumit perlu disederhanakan dan diperkuat. “Kemudian prioritas utama kita lima tahun kedepan adalah pembangunan sumber daya manusia. Hal-hal yang berkaitan dengan itu harus digarap secara bersama-sama. Sehingga memunculkan sebuah daya saing, memunculkan sebuah competitiveness index yang meloncat lebih baik. Yang paling akhir penggunaan APBN yang fokus dan terarah,” ucapnya.