Menurutnya, kabinet pilihan Jokowi kali ini mengejutkan dan di luar prediksi. Hal ini, kian menunjukkan Jokowi bisa juga menggunakan sikap politik zig-zag serta di luar pakem yang ada. “Pilihan pak Jokowi kali ini benar-benar ingin akseleratif out of box. Bahkan rekruitmen jatah parpol juga mengagetkan. Banyak nama yang mengejutkan. Di luar prediksi dan keluar pakem dari yang selama ini berlaku,” ucapnya.
Selain itu, jatah profesional juga masih kurang besar selain keterwakilan perempuan dan representasi Indonesia timur. Tentunya, ini benar-benar pertarungan yang sungguh unik. Yakni hasil kompromi yang dilakukan Jokowi dengan kekuatan parpol. “Kita harus memberi kesempatan kepada anggota kabinet baru membuktikan diri. Semoga betul-betul sesuai dengan namanya Indonesia Maju,” jelasnya.
Peneliti Surabaya Survey Center ini menilai kali ini Jokowi juga lebih mementingkan hasil. Selain itu, Jokowi juga lebih percaya kepada tokoh-tokoh bertipikal pekerja keras dan punya visi mengembalikan lagi kedaulatan.
Baca Juga:Harapkan Percepatan Kesejahteraan dan Pembangunan BangsaPerajin Dompet Lokal Subang Kesulitan Memasarkan Produknya
Terkait masuknya Prabowo Subianto masuk kabinet, Surokim mengatakan hal itu benar-benar di luar pakem.
Menurutnya, harus diakui tetap ada riak-riak yang laten di partai koalisi. Namun, Jokowi bisa keluar pakem dan yakin atas pilihannya sebagai bagian membangun keseimbangan baru di parlemen. “Tidak mudah bagi Jokowi memasukkan Prabowo. Saya menduga beliau sedang membangun keseimbangan-keseimbangan baru di lingkar kekuasaannya,” papar Surokim.
Tiga Agenda Prioritas
Terpisah, Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menilai ada tiga agenda prioritas yang harus diselesaikan Kabinet Indonesia Maju. Prioritas pertama, pembenahan sistemik jaminan kesehatan nasional (JKN). Terutama pada aspek perbaikan sistem dan pelayanan kesehatan peserta BPJS.
Kedua, sektor ketenagakerjaan. Yakni bagaimana kementerian menciptakan lapangan kerja baru yang menyerap banyak SDM bangsa dan menumbuhkan secara masifnya UMKM. Ketiga, sektor kemandirian ekonomi dengan menghentikan laju utang negara dan melunasinya. Selain itu, mewujudkan kedaulatan pangan hingga swasemba, serta menumbuhkan ekonomi kreatif yang bertumpu pada potensi dan sumber daya nasional.
“Fraksi PKS sementara ini tetap menolak kenaikan iuran BPJS. Karena tidak menyentuh aspek pembenahan sistem pelayanan JKN secara komprehensif karena jangan ketidakberesan sistem dibebankan kepada masyarakat ongkosnya. Namun, terlepas dari itu, PKS mengucapkan selamat atas dilantiknya kabinet Indonesia Maju. Semoga dapat mewujudkan cita-cita kebangsaan,” kata Jazuli di Jakarta, Rabu (23/10).