“Luas empang saya 7 hektare. Sekali panen biasanya omset Rp. 40 juta. Sekarang, tidak sampai setengahnya,” keluhnya.
Senada dikatakan Kepala Desa Sukakerta, Bukhori. Nominal kompensasi yang diserahkan PHE-ONWJ beberapa waktu lalu, dianggap sangat tak manusiawi.
Pasalnya, kerugian besar yang dialami para nelayan dan petani tambak. Lebih banyak puluhan kali lipat, dari uang kompensasi yang diberikan sebesar Rp. 1,8 saja. Atau sekitar Rp. 30 per hari, selama 2 bulan.
Baca Juga:Diduga Keracunan Makanan di Acara HUT Grand Yogya, Puluhan Orang Dirawat di RSGelar Musancab, Demokrat KBB Komitmen Kawal AKUR
“Jelas sangat kurang. Jauh dari harapan kami. Itu bahkan tak manusiawi,” pungkasnya. (wyd/cup)