KARAWANG-Mengolah kerajinan kayu bekas menjadi produk bernilai belum tentu mudah dilakukan, tapi ditangan, Jaenudin (41) hal itu bisa terwujud. Ide memanfaatkan kayu bekasi ini muncul ketika pria yang akrab disapa Jak ini keluar dari perusahaan furniture.
“Saya baru memulai usaha kerajinan kayu ini 7 bulan yang lalu, setelah sebelumnya keluar dari perusahaan mebel atau furniture pada tahun 2007 lalu,” ujar Jak, Minggu (27/10).
Sebelumnya, lanjut Jak, dirinya kerja serabutan lalu sempat menjual batu akik dan mie ayam namun tidak ada yang berhasil. “Setelah itu ada yang meminta membuat jam nama dari kayu, lalu saya mencoba membuat kerajinan lainnya,” katanya.
Dijelaskan, setelah itu pesanan berdatangan dari orang-orang terdekat. Meskipun saat ini masih kekurangan modal dan kekurangan pemasaran. “Untuk modelnya saya belajar dari media sosial dan internet,” katanya.
Baca Juga:PKS Konsisten jadi Oposisi, Pengawas dan Penyeimbang KekuasaanSatpol PP Kecamatan Minim Anggaran, Jalani Tupoksi hingga Rangkap Jabatan
Dikatakan, kerajinan berupa jam kayu, pajangan, gantungan baju dan lainnya. Untuk bahan sendiri di dapat dari bekas palet. Untuk modal awal didapat dari patungan bersama satu orang teman.
Ia menambahkan, harga kerajinan dijual Rp35 ribu sampai Rp250 ribu sesuai dengan ukuran dan pemasaran. “Untuk tempat jualannya di jalan peteran tanggul irigasi KW 4 Johar,” katanya.
Ia mengharapkan, adanya tambahan modal sebab untuk membuat satu kerajinan hanya mengandalkan pesanan terlebih dahulu. “Saya sih berharap ada tambahan modal dari pemerintah dan bisa menyediakan tempat pemasaran,” katanya. (use/ded)