Karena percuma saja, mereka pun tidak akan mendapatkan kepastian untuk menerima upah atau gaji yang sesuai dengan pekerjaan dan kemampuan mereka. Karena itu, menjadi generasi yang kreatif atau inovatif pun tidak akan menolong generasi muda untuk hidup lebih baik lagi. Kemudian disamping hal tersebut, kini generasi muda pun selalu diracuni agar menjadi pengusaha atau entrepreneurship. Kebanyakan orang tentu saja menggangap hal tersebut lebih baik dibandingkan menjadi karyawan di suatu korporasi, akan tetapi justru hal tersebut akan lebih berbahaya, karena semakin pengusaha itu sukses, maka dia juga akan semakin membuat para karyawan yang ada di korporasinya terus-menerus terkurung di dalam penjara fisik.
Maka dari itu, akal sehat harus diutamakan bagi para pemuda saat ini untuk tidak selalu terhanyut ke dalam indoktrinasi yang selalu memaksa para pemuda untuk menjadi sosok yang selalu memprioritaskan materi dibandingkan kemampuan berpikir kritisnya. Para pemuda seharusnya tidak mudah terhanyut dengan manipulasi yang mengatasnamakan revolusi industri 4.0 itu. Sehingga seolah-olah di era revolusi industri 4.0 itu, para pemuda harus menjadi sosok yang kreatif dan inovatif, akibatnya hal tersebut bisa menghilangkan kemampuan berpikir kritis yang mereka miliki. Padahal sebenaranya, semakin zaman itu berkembang maka para pemuda pun harus selalu mengutamakan akal sehatnya, bukan justru tergoda dengan rayuan untuk menjadi generasi yang dipaksa untuk kreatif dan inovatif demi keuntungan korporasi atau untuk menciptakan penjara fisik.
Oleh karena itu, marilah kita memelihara akal sehat kita, dan mengasah cara berpikir kritis agar tidak mudah terbawa dengan godaan yang akan menjerumuskan kita untuk masuk ke dalam penjara fisik. (*)