Hasto pun mengatakan bahwa perencanaan bagi keluarga bisa dilakukan melalui pendidikan seks yang dikemas dengan baik. “Namun tidak jauh dari nilai-nilai agama bahkan bersumber dari nilai-nilai agama itu sendiri,” ujarnya menambahkan.
Pimpinan Pondok Pesantren An Nasuha KH. Muhammad Ussamah Manshur pun menyambut baik program sosialisasi PKBR ini. Menurut Ussamah, sosialisasi ini bisa menjadi momentum untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi para remaja.
“Ini (masa depan) harus dipersiapkan dengan baik, matangkan usianya, matangkan psikologisnya, matangkan segala-galanya, kapan harus menikah, kapan merencakan kehamilan. Boleh itu merencanakan kehamilan,” ujar Ussamah.
Baca Juga:Pendapatan Daerah Jabar Tahun 2020 Diperkirakan Naik 15 PersenDemi Menutup Defisit Keuangan, Jokowi Resmi Naikkan Iuran BPJS Kesehatan Dua Kali Lipat
“Kita harus betul-betul memiliki keluarga yang harus benar-benar direncanakan dengan baik,” imbuhnya.
Ussamah berujar, perencanaan keluarga menjadi penting agar keluarga kita mempunyai keturunan yang berkualitas dan masa depan yang lebih baik.
Untuk mendukung program kependudukan dan Keluarga Berencana dari pemerintah, Pondok Pesantren An Nasuha memiliki komitmen kerja sama dengan Puskesmas setempat.
Untuk diketahui, program pelayanan KB terintegrasi di wilayah perbatasan Jabar-Jateng di Kabupaten Cirebon ini mencakup tiga kecamatan, yakni Kecamatan Losari, Kecamatan Ciledug, dan Kecamatan Pabedilan.
Rangakain kegiatannya yakni pertama, pelayanan KB NKJP di seluruh Puskesmas pada 1 hingga 26 Oktober 2019. Kedua, pelayanan NKJP pada wilayah perbatasan Provinsi Jabar-Jateng yaitu di tiga kecamatan tersebut.
Ketiga, pembentukan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di Ponpes An Nasuha. Keempat, sosialisasi stunting 1.000 hari pascakelahiran. Kelima, sosialisasi program kehidupan berkeluarga bagi remaja. (HUMAS JABAR)