Saya pun memetik satu butir dari tangkainya. Ups… Semanis anggur candy. Warna apa saja sama manisnya: hijau, kuning, coklat, hitam dan bersaput pink. Ukuran besar kecil tidak ada bedanya. Bundar atau lonjong sama menariknya.
Anggur seperti tidak ada harganya. Kami pun selalu membelinya –berkilo-kilo. Di dalam mobil selalu ada anggur berkresek-kresek.
Yang juga banyak adalah buah delima. Yang kalau di Indonesia hanya dapat dibeli di toko buah yang amat khusus.
Di Xinjiang buah delima dionggokkan di bawah tiang listrik!
Baca Juga:5 Hari Operasi, 1.750 Kendaraan Terjaring RaziaRevitalisasi Pasar Pusakajaya Tahun 2020
Rupanya anggur berlebihan di Xinjiang. Sampai kismis anggur kering ada di mana-mana. Kismisnya besar-besar pula.
Kwaci pun kini sudah beraneka rasa. Terutama kwaci yang dari biji bunga matahari.
Begitu luas kebun bunga matahari. Di mana-mana. Kami tidak sempat melihat saat bunga itu masih mekar. Kami tinggal melihat batang-batang tersisanya.
Kwaci rasa keju, rasa coklat rasa karamel. Semua rasa sudah meluas. Menggeser kwaci rasa original.
Saya jatuh cinta pada buah Xinjiang. Di musim terbaiknya.(Dahlan Iskan)