Disamping penemu-penemu di atas, perbaikan dan pengembangan secara berkelanjutan oleh para ahli yaitu dengan meningkatkan efisiensi sehingga turbin uap berdaya besar (1000 MW, 3600 rpm, 60 Hz) yang telah banyak dibangun. Terlepas dari semua itu kita patut berterima kasih kepada Hero dari Alexandria, membuat mesin uap berupa prototipe turbin uap primitif yang bekerja menggunakan prisip reaksi dan menjadi peletak dasar mesin uap yang dikembangkan oleh para penemu berikutnya.
Penemuan mesin uap di inggris inilah yang menjadi cikal bakal berkembangnya Revolusi Industri 1.0 yang secara bertahap menggantikan tenaga hewan dan manusia beralih ke tenaga mesin, tak bisa dipungkiri perubahan yang radikal dan cepat atas perkembangan manusia dalam membuat peralatan kerja untuk menambah hasil produksi atau industri. Hal ini menjadikan bangsa-bangsa eropa semakin mudah melakukan ekspansi bahkan mengukuhkan penjajahannya terhadap bangsa-bangsa di Afrika dan Asia dan merubah tatanan bangsa eropa dimana kaum orang kaya baru bermunculan tanpa harus mempunyai faktor produksi seperti lahan pertanian yang luas yang umumnya dimiliki oleh para bagsawan dan tuan tanah. Perubahan tatanan sosial ini mematahkan dominasi ratusan tahun para bangsawan oleh orang-orang bukan bangsawan.
Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri 2.0 tidak lepas dari jasa ilmuwan penemuan tenaga listrik dari Tesla pengembang arus listrik bolak-balik (AC) dilain pihak Edison mengembangkan arus listrik searah (DC). Penemuan dua ilmuwan ini pada akhirnya saling melengkapi satu sama lain yang mewarnai perkembangan Revolusi Industri 2.0 dimulai tahun 1870 hingga 1914, awal Perang Dunia I. Mesin uap yang pada awalnya menggantikan tenaga otot yang saat itu digunakan perlahan mulai tersaingi dengan penemuan tenaga listrik. Proses ini terlihat dalam produksi massal mobil di akhir 1800-an menjadi relatif lebih mudah dan murah dengan menggunakan tenaga listrik dibandingkan tenaga uap.
produksi massal (mass production) dari mobil merubah kondisi masyarakat agraris menjadi industri semakin lengkap.
Baca Juga:Yayasan Sahabat Kemanusiaan Latih 200 Orang DKMPantai Tanjungbaru Karawang Dijadikan Prioritas
Revolusi Industri 3.0
Apabila revolusi industri 1.0 dipicu oleh mesin uap, revolusi industri 2.0 dipicu oleh tenaga listrik, revolusi industri 3.0 di awali dengan ditemukannya mesin yang dapat bergerak dan berpikir secara otomatis, yaitu komputer dan robot. Peranan manusia lambat laun mulai berkurang dengan sistem robotik dan komputerisasi. Sejak Charles Babbage menemukan teknologi mesin penghitung atau yang sering dikenal dengan “difference engine No.1” yang merupakan cikal bakal komputer yang kita kenal sekarang dunia banyak mengalami perubahan drastis di bidang teknologi. Penemuan penting terkait teknologi semikonduktor, transistor dan IC (integrated chip) banyak merubah perkembangan komputer yang pada awalnya ukuran fisik hardware komputer lebih besar sehingga memerlukan ruang yang luas hingga menjadi lebih “compact” dan simpel seperti sekarang. Perubahan ukuran ini memungkinkan komputer menjadi mudah untuk di pasang pada mesin-mesin yang terlibat dalam lini produksi akibatnya tenaga manusia semakin berkurang karena semua mejadi serba otomatis. Penciptaan mesin-mesin modern yang bisa dikendalikan komputer mulai menggantikan peran vital manusia komputer menjadi otaknya, robot menjadi tangannya, pelan-pelan fungsi pekerja kasar dan pekerja manual menghilang. Meskipun begitu mengganti semua peranan manusia dengan komputer dan robot di era revolusi industri 3.0 bukanlah solusi terbaik, hal ini terbantahkan ketika produksi pabrik mobil di tahun 1990an mencoba mengganti semua pegawai mereka dengan robot, hasilnya adalah produktivitas malah menurun. Elon Musk mencoba melakukannya lagi di tahun 2010-an ini di pabrik mobil Teslanya. Sekali lagi, semua orang menemukan fakta bahwa untuk produksi mobil, kombinasi manusia dan robot-komputer adalah yang terbaik, dengan kata lain semuanya saling melengkapi dan bukan menjadi rivalitas. Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mengalami perubahan yang umumnya mengandalkan sektor industri manufaktur dan ekonomi industri kini mulai berubah menjadi ekonomi informasi. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat cenderung berubah dari sektor manufaktur sebagai andalan, menjadi sektor jasa seperti bank, studio film, TI, dll. sebagai motor ekonomi mereka. Mereka berubah dari ekonomi industri menjadi ekonomi informasi, jasa perbankan, film, teknologi informasi dll. Perubahan ini diikuti pula perubahan data analog menjadi data digital, revolusi industri ketiga ini nama lainnya adalah “Digital revolution“. Karena revolusi ini juga, video game menjadi sesuatu yang normal dalam kehidupan kita, menjadi ladang bisnis yang besar. Bagaikan dua sisi mata uang, digitalisasi, komputerisasi ikut pula menyuburkan kejahatan-kejahatan digital seperti pencurian data-data penting nasabah bank serta beragam penipuan dengan menggunakan teknologi komputer.