Terpilihnya Nadiem Makarim sebagai Mendikbud baru menggantikan Muhajjir Effendy mendapatkan reaksi cukup beragam dari kalangan pendidikan maupun masyarakat pada umumnya. Sebagian kalangan menilai, kehadiran mantan bos Gojek tersebut akan mampu membawa angin segar bagi dunia pendidikan. Sosok Nadiem yang dikenal sukses membangun start up menjadi salah satu perusahaan raksasa tersebut dipandang oleh sebagian kalangan sebagai solusi dari berbagai permasalahan yang ada di dunia pendidikan saat ini.
Tak hanya itu, stagnasi di bidang pendidikan sebagaimana kita saksikan saat ini secara perlahan dapat diselesaikan dengan hadirnya wajah baru yang sesuai dengan karakter generasi millenial. Konsep link and match sebagaimana diwacanakan sejak beberapa tahun silam akan lebih mudah diaplikasikan mengingat sang nakhoda berasal dari kalangan industri. Demikian halnya dengan sistem pembelajaran digital nampaknya akan lebih membumi di era kepemimpinannya.
Namun, tak sedikit pula yang menujukkan rasa pesimis ataupun kecewa dengan penunjukkan Nadiem. Latar belakang Nadiem yang bukan berasal dari dunia pendidikan dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kebijakan yang dikeluarkannya. Berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan memang hanya dapat diselesaikan oleh mereka yang benar – benar memahami dan terjun langsung sebagai praktisi. Kompetensi serta kesejahteraan guru serta sarana pembelajaran menjadi tugas berat sang nakhoda yang tak akan mudah untuk diselesaikan. Adapun perombakan kurikulum secara besar – besaran sebagaimana diwacanakan beberapa waktu lalu seakan menjadi pukulan telak bagi Mendikbud di era sebelumnya yang dianggap tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya. Alih – alih menyempurnakan kurikulum yang sudah ada, kekhawatiran akan munculnya kurikulum baru yang jauh berbeda dengan yang sebelumnya pun diutarakan oleh berbagai kalangan.
Baca Juga:Dua TKI sudah Diamankan di KBRI BagdadPemkab Dinilai Tidak Serius soal Wisata
Dalam pandangan penulis, kedua pihak yang saling “bertentangan” sebagaimana digambarkan oleh penulis di atas merupakan hal yang wajar. Argumen – argument yang disampaikan pun memang masuk akal. Dalam konteks perbaikan mutu pendidikan di tanah air, penulis menghormati perbedaan yang ada. Persoalannya, Presiden Joko Widodo menjelaskan kepada masyarakat bahwa penunjukkan Nadiem sebagai keputusan yang tepat. Lebih jauh lagi, mampukah Nadiem sendiri membuktikan diri kepada masyarakat bahwa beliau benar – benar orang yang tepat untuk mengurai benang kusust di dunia pendidikan. Hal ini tentunya perlu dibuktikan dengan kinerja yang terukur dari waktu ke waktu.