Persoalan pemerataan guru dalam hal kualitas dan kuantitas menjadi batu sandungan bagi bangsa ini untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa – bangsa lainnya. Selain itu kesejahteraan guru pun nampaknya akan tetap menjadi topik hangat untuk didiskusikan di forum – forum guru di dunia maya. Adapun pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang kerap kali mengundang kontroversi menjadi tantangan tersendiri bagi Mendikbud baru. Tak hanya itu, pro kontra terkait pemberlakuan sistem zonasi pun akan tetap membayangi pada masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Paradoks Linieritas
Di lain pihak, tema linieritas dalam bidang pendidikan kembali muncul seiring terpilihnya Nadiem Makarim sebagai Mendikbud serta Fahrul Razi sebagai Menteri Agama RI. Sebagian kalangan pendidikan mengkritisi kebijakan Presiden Joko Widodo yang memilih para pembantunya untuk bekerja di luar bidang keilmuannya. Hal ini patut dimaklumi mengingat untuk mengikuti program sertifikasi guru saja, setiap pendidik harus memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Hal tersebut dimaksudkan agar mereka yang diterjunkan untuk mendidik anak – anak bangsa benar – benar memiliki kompetensi yang mumpuni. Adapun penunjukkan Nadiem sebagai Mendikbud seakan kontraproduktif dengan tujuan yang hendak dicapai.
Terlepas dari pro kontra yang ada, penulis hanya ingin mengingatkan kembali tentang tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam undang – undang. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Baca Juga:Dua TKI sudah Diamankan di KBRI BagdadPemkab Dinilai Tidak Serius soal Wisata
Artinya, terlihat sangat jelas bahwa pendidikan yang diselenggarakan mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi tersebut tidak dimaksudkan semata – mata untuk menciptakan robot – robot siap guna untuk memenuhi kebutuhan pasar. Lebih dari itu, membentuk manusia seutuhnya yang benar – benar memahami hakikat penciptaan dirinya hendaknya menjadi prioritas utama. Selain itu menanamkan adab hendaknya benar – benar didahulukan sebelum transfer informasi serta ilmu pengetahuan dilakukan. Dengan kata lain, siapa pun yang menjadi nakhoda di bidang pendidikan seyogyanya benar – benar memahami tujuan yang hendak dicapai dari serangkaian proses pendidikan yang berlangsung selama bertahun – tahun itu.