Guru Ngaji, Pendidik Generasi Muda yang Seperti Dikesampingkan Kesejahteraannya
Forum Komunikasi Guru Ngaji (FKGN) Kabupaten Subang mengusulkan kenaikan honor guru ngaji dan pengadaan Alquran. Saat ini, guru ngaji di Kabupaten Subang hanya menerima honor Rp 100 ribu, padahal di kabupaten tetangga mencapai Rp 500 ribu.
—————
Ketua FKGN Kabupaten Subang Hj. Imas Aisyah mengatakan, jumlah guru ngaji yang ada di Kabupaten Subang mencapai 6.000 baik laki-laki dan wanita. Dari jumlah tersebut, hanya 3.000 saja yang masuk ke dalam FKGN. “Guru ngaji tersebut, tersebar di berbagai wilayah, mulai dari RT hingga mesjid-mesjid,” katanya.
Honor guru ngaji yang masuk FKGN, Imas menjelaskan, mendapatkan Rp 100 ribu perbulannya. Honor tersebut dirasa sangat minnim. Pihaknya sudah mengusulkan kepada Pemda Subang agar dinaikan honor guru ngajinya menjadi Rp500 ribu perbulannya. Jika dibandingkan dengan kabupaten lain yaitu Purwakarta, honor guru ngaji di kabupaten Subang tertinggal jauh. “Seperti di Purwakarta, honor guru ngaji mencapai Rp 500 ribu. Maka dari itu, saya mengajukan tahun 2020 agar bisa dinaikan dari Rp 100 ribu menjadi Rp 500 ribu,” ujarnya.
Dijelaskan Imas, para guru ngaji mengeluhkan sarana mengaji seperti Alquran dan Iqro. Para guru ngaji membeli secara swadaya untuk mengajar ngaji. Pihaknya menginginkan adanya pengadaan Alquran dan Iqro dari Pemerintah Derah Kabupaten Subang, sehingga tidak menyulitkan ketika belajar mengaji. “Kami juga menginginkan pihak pemda bisa mengadakan Alquran dan juga Iqro untuk kami para guru ngaji,” katanya.
Baca Juga:BNN Ungkap Pengedar Sabu Jaringan Lapas7 Orang Daftar Open Bidding BUMD
Selain itu, Imas mengungkapkan, dirinya dan pengurus boks FKGN sebanyak 12 orang, tidak menerima honor sebagai guru ngaji. Diberikan honornya kepada 3.000 guru ngaji, karena prihatin dengan guru ngaji yang minim honornya. “Ada 12 pengurus boks FKGN, termasuk saya. Honornya diberikan kepada para guru ngaji sebanyak 3.000 orang, karena prihatin minimnya honor guru ngaji,” terangnya.
Sementara itu, guru ngaji asal Rawabadak Sulistiawati (43) mengatakan dirinya berharap pemerintah bisa menaikan dan memperhatikan kesejahteraan guru ngaji. “Saat ini, kesejahteraan guru ngaji seperti dikesampingkan. Padahal kita juga mengajar generasi muda,” tandasnya.(ygo/vry)