Memang tidak ada prasasti dan petilasan di sini. Sungai kecil yang bernama Cisiluman pun kini tidak jelas lagi letaknya. Tapi dari beberapa cerita penduduk asli ini cukup untuk menyimpulkan desa ini punya sejarah panjang. Penduduk di sana yang dulu mayoritas bertani, sekarang beralih menjadi buruh dan pedagang. Sebagian ada yang pergi merantau ke negeri orang. Penduduk asli pun kini hampir hilang, berbaur dengan para pendatang.
Sementara itu, Kepala Desa Siluman Kecamatan Pabuaran, Warman sering tertawa geli ketika banyak yang mempertanykan nama untuk desanya, mengapa disebut siluman. Desa tersebut memiliki sejarah yang tidak banyak orang mengetahuinya. Nama desa tersebut, awalnya diambil dari nama sungai yang terkenal pada waktu itu. Sejarahnya yang memikat menjadikan nama siluman tersebut di pakai dalam sebuah nama desa. “Kenapa desa disebut Siluman, banyak orang yang tidak mengetauhui, sesungguhnya diambil dari nama sungai sejarahnya,” ungkapnya.
Dijelaskan Warman, Desa Siluman sejarahnya berdiri sejak tahun 1908. Sesungguhnya tidak ada bukti otentik tentang pendirian desa terssebut. :Mulai dari mulut-ke mulut orang tua terdahulu, Desa Siluman berasal dari Sungai Cisiluman yang sering digunakan sebagai tempat para pejuang kemerdekaan untuk bersembunyi dari serangan para penjajah Belanda dan Jepang,” katanya.
Baca Juga:SDA Menipis, Kawasan Hutan di Jabar Terancam HilangHingga November, Serapan Anggaran Baru 63,24 Persen
Sungai Cisiluman, lanjutnya, kini sudah dimekarkan dan sungai tersebut saat ini berada di wilayah Desa Kadawung Kecamatan Pabuaran. Warga Desa Siluman, sebenarnya senang-senang saja, bahkan tidak sakit hati ketika ada olok-olokan Desa Siluman. Pasalnya, bisa dilihat sendiri untuk kesejahteraan masyarakat Desa Siluman, karena banyak yang berhasil dalam berkarir dan usaha.
Setelah adanya postingan di berbagai media sosial terkait uniknya nama Desa Siluman, Wakil menteri Desa dan PDT Budi Arie Setiadi mengunjunginya untuk mengecek apakah Desa Siluman ada warganya atau malah desa fiktif. Setelah dilakukan pencegecekan, ternyata Desa Siluman tersebut ada dan tidak fiktif. Bahkan, anggaran Dana Sesa di Desa Siluman tersebut dikelola dengan baik.
“Ya, karena ada postingan di salah satu media sosial yang membuat desa kami menjadi viral, karena disangka desa fiktif dan tidak ada warganya, sementara menerima anggaran Dana Desa. Ternyata setelah di cek Desa Siluman tidak seperti yang dikabarkan. Desa Siluman memang ada,” kata Budi Arie.