PURWAKARTA-Sejumlah wilayah di Kabupaten Purwakarta, rawan bencana alam di kala musim penghujan. Tak mau kecolongan, Pemkab Purwakarta melakukan serangkaian antisipasi untuk menyabut pergantian musim ini.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengatakan, serangkaian persiapan telah dilakukannya, untuk meminimalisasi dampak dari bencana alam yang bisa saja sewaktu-waktu terjadi di kala hujan turun. “Kami sudah mengintruksikan seluruh jajaran pemerintahan hingga tingkat bawah, supaya menguatkan komunikasi untuk lebih tanggap bencana. Mengingat, saat ini sudah memasuki musim hujan,” ujar Anne.
Anne menuturkan, dari hasil pemetaan di dinas terkait, di wilayahnya ada tiga bencana musiman yang harus diwaspadai. Yakni, pergerakan tanah (longsor), angin ribut dan bencana banjir. Atas dasar itu, pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengantisipasi supaya dampak dari bencana alam bisa diminimalisasi.
Anne juga menjelaskan, untuk daerah yang dianggap rawan longsor terdapat di daerah-daerah perbukitan. Semisal, Kecamatan Bojong, Darangdan, Wanayasa dan Pondoksalam. Hasil pemetaan ini, merujuk pada peristiwa yang selama ini kerap terjadi di wilayah-wilayah itu.
Baca Juga:Luncurkan Promo Radikal, Belanja di Rabbani Bisa Bawa Pulang BrioSiap Gelar Pilkada, KPU Gandeng Kejaksaan
“Di wilayah-wilayah tersebut, tingkat pergerakan tanahnya cukup tinggi. Jadi perlu diwaspadai,” jelas dia.
Kemudian, sambung dia, untuk daerah yang rawan bencana angin puting beliung, itu di antaranya terdapat di wilayah perkotaan dan Bungursari. Sejauh ini, kerap terdengar kejadian tersebut di dua wilayah ini.
Sedangkan, lanjut Anne, untuk bencana banjir sebenarnya nyaris tidak ada wilayah yang rawan di daerahnya. Kalaupun ada, itu biasanya adalah banjir cileuncang yang diakibatkan adanya drainase yang tersumbat sampah. Atas dasar itu pula, pihaknya mengajak masyarakat untuk menggalakan bebersih.
Anne menambahkan, sebagai bagian dari antisipasi pihaknya pun telah menyiapkan anggaran khusus bencana alam. Untuk besarannya, sekitar Rp 500 juta yang bersumber dari APBD kabupaten.
“Kemarin sudah tersalurkan Rp 200 juta saat bencana kekeringan dan kekurangan air bersih. Kita berdoa bersama, semoga di Purwakarta tidak ada bencana alam yang bisa merugikan masyarakat,” kata Anne.(mas/vry)