BANDUNG-Selama minggu kedua bulan November 2019, wilayah Jawa Barat telah diguncang 33 kali gempa bumi dengan magnitudo antara 1,9-4,5 Skala Richter yang didominasi gempa bumi dangkal (kurang 60 km) di selatan Jawa Barat.
Kepala BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya menerangkan, gempa yang mengguncang wilayah Jawa Barat dan sekitarnya berasal dari dua sumber utama, yaitu dari zona subduksi lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia yang melintang dari selatan hingga ke utara Jawa Barat.
“Semakin ke utara, zona subduksi tersebut semakin dalam, berkorelasi dengan kedalaman gempa di zona tersebut yang bisa mencapai kedalaman sekitar 600 km di bagian utara pulau ini,” ungkap Tony, Jumat (15/11).
Baca Juga:7 Desa Tak Setuju Bentuk Kecamatan NyalindungPolisi Terjunkan Tim Inafis, Selidiki Penyebab Kebakaran Gerbong Kereta Api
Sumber gempa lainnya berasal dari sesar aktif yang berada di daratan Jawa Barat di antaranya Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Baribis, dan Sesar Garsela. “Untuk di daerah Selat Sunda hingga Selatan Banten, ada beberapa sesar aktif yaitu Sesar Ujung Kulon dan Sesar Semangko,” katanya.
Dia menerangkan, gempa bumi merupakan aktivitas alam dan peristiwa yang setiap saat bisa terjadi. Tony mengimbau, setiap orang harus bisa melakukan langkah mitigasi dalam rangka pergurangan risiko. “Misalnya, kita sedini mungkin merencanakan jalur evakuasi ke ruangan terbuka paling terdekat. Menata interior agar benda berat tidak terjatuh dan menimpa manusi saat terjadi gempa, dan memeriksa bangunan agar memenuhi syarat bangunan tahan gempa,” terangnya.(eko/sep)