Pasti akan ada cerita tersembunyi dari nama itu. Tapi belum dibocorkan di awal sampai di tengah cerita. Ini bagian dari rahasia di akhir cerita.
Bakat Arimbi menimbulkan kecemburuan murid lainnya. Termasuk anak manajer tari yang juga belajar di situ. Arimbi difitnah sebagai pencopet. Padahal uang banyak itu hasil jualan selendang di Taman Fatahillah –dibantu teman-teman yang simpati pada Arimbi.
Fitnah itu terjadi justru seperti Arimbi jatuh tertimpa tangga. Arimbi lagi di puncak kesedihannya: ibunya suka menari sendirian setiap kali sang ibu ingat almarhum suaminya. Ternyata ketahuan: ibunya pernah punya cita-cita tinggi tapi kandas. Terpaksa jadi penjual selendang di kaki lima sepeninggal suami –untuk menghidupi Arimbi saat masih bayi.
Baca Juga:Rumah Mak Itoh Ambruk Diterjang Hujan dan Angin KencangRibuan Warga Meriah Karnaval SCTV Bertabur Bintang
Arimbi akhirnya juga tahu ibunya sedang sakit paru. Dan kian parah. Sampai tidak bisa jualan.
Justru di saat hampir berhasil menjadi penari utama di sanggar itu Arimbi memutuskan: berhenti menari. Meneruskan pekerjaan ibunya: jualan selendang. Ingin bisa membawa ibunya ke dokter.
Selendang tipe jumputan itu, di dunia nyata, ternyata produk penghuni rumah susun. Dijual di lobi Artpreneur sore itu.
Di akhir cerita baru ketahuan: sang ibu dulunya kawin dengan penari juga. Lalu pindah ke Jakarta. Ingin karir tarinya melejit ke tingkat nasional. Seperti temannya yang sudah lebih dulu sukses.
Mereka sewa pondokan di rumah reot di bantaran sungai. Kena gusur. Dipindah ke rumah susun.
Nasib orang begitu berbeda. Teman akrabnya sukses sekali. Kaya. Sampai punya sanggar tari sendiri. Bahkan bisa ke New York. Memperdalam tari di sana. Bertahun-tahun. Sampai-sampai sang ibu punya cita-cita: kalau punya anak akan diberi nama sama dengan temannya itu.
Mengharukan: di akhir cerita sang ibu ditengok teman lamanya itu. Yang bernama Sinta Arimbi itu. Diantar oleh Sinta Arimbi, anaknya. Sang teman yang kemudian akan mengurus kesembuhan wanita itu.
Baca Juga:Tumbangkan PSB, Bareti Menang Dramatis Adu PinaltiMigrasi, Hiu Paus Tutul Terlihat di Perairan Patimban
Operet Selendang Arimbi memang bercerita di seputar rumah susun. Tapi jangan membayangkan ada adegan kumuh atau kotor atau semrawut di panggung. Di operet ini kemiskinan digambarkan tidak dengan kekumuhan.