KARAWANG-Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) meyebut sebanyak 120 tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), mendapat pelatihan vokasi atau pelatihan kejuruan di Balai Latihan Kerja (BLK). Hal itu dilakukan agar mereka secepatnya bisa mendapatkan pekerjaan lagi.
“Hal ini merupakan terobosan kami, supaya korban PHK tidak menjadi pengangguran. Mereka didik lagi selama lebih kurang satu bulan,” ujar Kepala Disnakertrans Karawang, Ahmad Suroto, saat melaunching program tersebut di halaman kantor Disnakertrans, Senin (18/11).
Menurutnya, program tersebut dikerjasamakan dengan pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan setempat. Dengan demikian peserta pelatihan vokasi tidak perlu mengeluarkan biaya kerena sudah ditanggung BPJS KT.
Baca Juga:SMPN 1 Lemahabang Bentuk Teater PusakaBawaslu Karawang Buka Pendaftaran Panwascam
Menurut Suroto, jumlah tenaga kerja korban PHK mencapai ribuan orang. Pada umumnya mereka sulit mendapatkan pekerjaan baru karena terbentur usia dan keahlian kerja (skill). Melalui program pelatihan vokasi itu, para korban PHK kembali mendapatkan peluang kerja di wilayah Karawang.
Dijelaskan Suroto, ada 6 jurusan yang bisa diikuti para peserta yakni jurusan manufaktur, otomotif, garmen, teknik mengelas AC Split, teknik informatika, dan multimedia. “Semua korban PHK boleh mengikuti program ini, tak terkecuali mereka yang sudah berumur 40 tahun,” katanya.
Disebutkan, hingga saat ini sudah ada 300 korban PHK yang mendaftar. Hanya saja, pelatihannya tidak bisa dilakukan sekaligus, tapi akan dijalankan secara bertahap. Para peserta yang mengikuti pelatihan saat ini adalah korban PHK tahun 2015 dan 2016 lalu. Mereka sudah dua tahun menganggur karena kalah bersaing saat melamar ke perusahaan yang baru.
Ia menambahkan, setelah selesai mengikuti pendidikan, mereka akan diberi sertifikat kompeten dan bisa ditempatkan di perusahaan-perusahaan yang baru, khususnya perusahaan di bidang tekstil alas kaki yang saat ini sedang berkembang.
“Ada beberapa perusahaan yang sudah siap menampung mereka, contohnya perusahaan di Kawasan Industeri Artha Graha Karawang yang membutuhkan sedikitnya 1000 pekerja. Perusahaan itu membutuhkan tenaga-tenaga yang punya keterampilan di bidang mesin jahit sewing atau alas kaki,” kata Suroto. (use/ded)