PAMANUKAN-Muliakan dan bina anak yatim piatu, pembangunan rumah singgah yatim di Desa Mulyasari Pamanukan mulai tunjukan progres. Inisiasi pembangunan Rumah Singgah dari Yayasan Nurul Aulad Yasa ini juga turut direspon positif para donator.
Penanggung Jawab Rumah Singgah sekaligus Ketua Yayasan Aulad Yasa, Hamdan Fuadi Rofie mengatakan inisiasi pembangunan rumah singgah anak yatim ini dimulai sejak lama, tepatnya sekitar tahun 2015. Kini, perjuangan etrsebtu ebrbuah positif dengan mulai dibangunya Rumah Singgah sejak Mei 2019 lalu. “Perjuanganya itu dimuali 2015, sekelompok pemuda disini ingin perubahan dan melihat cara pandang lain soal anak yatim, ada keinginan untuk membina. Karena sebelumnya ada keprihatinan ketika santunan anak yatim dilakukan, tindak lanjut kedepanya tidak ada, bukan kami menjelekkan tapi malah kami ingin melengkapi itu, setelahnya tidak ada pembinaan, tidak selesai saat santunan,” kata Hamdan, kemarin (18/11).
Dengan begitu, anak yatim bisa mendapat pembinaan dalam bentuk pembelajaran, pendidikan moral juga karakter di rumah singgah. Sebab ia menyebut, rumah singgah itu nantinya terbuka untuk umum. “Ini nanti terbuka untuk umum, tidak hanya Mulyasari atau pamanukan saja, yatim jalanan pun kalau mau tinggal disini, belajar disini ya bisa,” ucapnya.
Baca Juga:Berharap Keberkahan Alam, Desa Simpar Syukuran Ruwatan BumiLurah Tegal Munjul Kumpulkan Donasi Bantu Korban Kebakaran
Adanya rumah singgah sendiri, meski masih dalam tahap pembangunan direspon warga sekitar dengan positif. Namun Hamdan mengaku, pihaknya melakukan kebijakan penyeleksian terlebih dahulu untuk meminimalisir status yatim yang palsu, hal itu agar lebih tetap sasaran. “Sebab ada saja, yang bapaknya masih ada, lagi bekerja di luar negeri, tapi bilangnya tidak ada. Kita ingin, ini benar-benar tepat sasaran bagi yang sangat membutuhkan. Bahkan ini daftaranya sudah ada, banyak meskipun yang sudah kita verifikasi dan kita survey ada 50 orang,” jelas Hamdan.
Saat ini, respon masyarakat luas juga sangat positif termasuk para donator yang diakuinya merupakan satu tantangan yang sulit dalam membentuk kepercayaan. “Pasti yang ingin beramal itu banyak, tapi dengan konsep ini meskipun dengan perjalanan panjang, respon donator juga Alhamdulillah bagus, baik dalam pembangunan ini maupun kedepanya,” imbuhnya.