SUBANG-Sungguh miris! Akibat orang tuanya menderita HIV/AIDS, anaknya pun ikut terkena virus tersebut. Anak tersebut harus menderita, padahal dia tidak tahu apa-apa.
Anak yang terkena HIV/AIDS itu kebanyakan berstatus yatim, piatu maupun yatim piatu. Mereka diasuh oleh nenek maupun kerabatnya. Ada yang masih balita dan juga sudah ada yang sekolah.
Berdasarkan data yang diperoleh Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Subang dari Dinas Kesehatan hingga 2018, ada 66 anak yang terkena HIV/AIDS. Mereka membutuhkan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari termasuk untuk pendidikannya.
“Harapan hidup mereka masih panjang. Kami berencana apply dana CSR utk keberlanjutan biaya pendidikan minimal sampai 9 tahun, termasuk asupan nutrisi karena umumnya berasal dari keluarga kurang mampu,” ungkap Pengelola Program Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Subang, Nurbayanti kepada Pasundan Ekspres, Senin (18/11).
Baca Juga:Rawan Tindak Kejahatan , Jalur Singdangsari-Purwadadi Minim PeneranganPolres Subang Resmikan Outlet Makan Gratis Bagi Kaum Dhuafa
Dia mengatakan, persoalan anak yang terkena HIV cukup kompleks. Mereka mengidap rasa sakit, masih kentalnya stigma dan diskriminasi, orang tua sudah tiada dan berasal dari keluarga kurang mampu.
Nurbayanti menuturkan, anak yang terkena HIV tertular pada saat masih dalam kandungan, saat proses persalinan dan menyusui pada ibu yang status HIV-nya positif.
“Latarbelakangnya ibu tersebut pada saat hamil, melahirkan atau menyusui tidak tahu tentang status HIV-nya sudah positif (Karena orang yang terinfeksi HIV umumnya tidak menunjukkan gejala) atau sudah tau status HIV-nya positif tapi loss follow up untuk dilakukan pengobatan,” jelasnya.
Selain penanganan bagi yang sudah terkena HIV/AIDS. Dilakukan upaya pencegahan agar anak yang terkena HIV di Subang tidak bertambah banyak. Nurbayanti mengatakan, pemerintah telah mengatur melalui Permenkes No 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.
Dia mengatakan, untuk mendeteksi dini ibu hamil yang terkena HIV AIDS sudah dilakukan oleh puskesmas di Subang melalui program PPIA (Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak).
“Puskesmas bekerjasama dengan kader posyandu dan warga peduli AIDS yang ada di desa/kelurahan,” pungkasnya.(ysp/vry)