SUBANG-Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Subang, Suhaerudin S.Ag mengatakan, Muhammadiyah menegaskan kembali kiprahnya dalam dunia pendidikan. Milad ke-107 tahun Muhammadiyah kali ini bertemakan Muhammadiyah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.
“Amanat Muktamar Muhammadiyah di Makassar ke-38 tahun 2015. Menegaskan Muhammadiyah menggarap tiga kepentingan mendasar umat yang kemudian disebut dengan istilah trilogi program yang meliputi, pendidikan, kesehatan, dan sosial ekonomi,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres.
Dia mengatakan, memasuki abad ke-2 perkembangan Muhammadiyah secara nasional sangat membanggakan. Persebaran Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) sangat pesat. Di bidang pendidikan Belasan ribu PAUD/TK, SD, MD, MI, MTS, MA SMP, SMA. SMK, dan 200 Perguruan Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Baca Juga:Universitas Kartamulia Resmi Berdiri di Purwakarta2.640 Orang Pelamar Daftar CPNS Guru
“Di bidang kesehatan ratusan RS Muhammadiyah. Pada bidang sosial ribuan panti Asuhan. Belum lagi pesantren dan Masjid Muhammadiyah melayani umat di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Dia mengatakan, walau pada bidang ekonomi seolah belum ada yang bisa dibanggakan walau telah berdiri banyak BMT, SPBU, Mini Market dan usaha produktif lainya.
“Di bidang penanggulangan bencana juga menjadi andalan persyarikatan untuk membantu umat yang mendapat musibah,” jelasnya.
Dia menuturkan, Muhammadiyah mempunyai Ortom (organisasi otonom) majlis dan lembaga yang lengkap ibarat tersebar di struktur mulai dari pimpinan ranting, pimpinan cabang, pimpinan daerah, pimpinan wilayah sampai pimpinan pusat. Keberadaan Ortom, majlis dan lembaga ibarat kementrian dan badan di level negara.
“Andaikan Ahmad Dahlan masih ada, mungkin beliau akan kaget dengan usia Muhammadiyah dan perkembangannya yang sangat pesat ini,” ujarnya.
Suhaerudin mengatakan, memasuki abad ke-2 Muhammadiyah dihadapkan persoalan keumatan yang jauh dari kata selesai. Kebodohan, kemiskinan yang seolah belum beranjak. Ditambah masalah baru akibat ekses kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak bisa dibendung.
“Pada abad ke dua ini tentu juga harus dicari strategi yang brilian dan cerdas untuk keberlangsungan program dalam rangka membantu ummat dan pemerintah,” jelasnya.
Dia menyampaikan, pada abad ke-2 ini tentu masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai. Pimpinan Muhammadiyah di setiap level harus bekerja dengan moto, banyak bekerja sedikit bicara.