Oleh: Dony Purnomo
Guru Geografi di SMAN 1 Purwantoro, Wonogiri, Jawa Tengah
Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Fenomena rutin tiap tahun ini disinyalir merupakan kegiatan yang disengaja oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk membersihkan lahan. Sanyangnya kejadian kebakaran hutan masih terus terjadi dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Direktorat PKHL Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI pada tahun 2019 ini 326.722 Ha hutan dan lahan telah terbakar.
Ketika melihat dari faktor penyebab kebakaran hutan setidaknya ada dua penyebab utama kebakaran hutan yaitu oleh faktor alam dan faktor manusia. Melihat fenomena kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia saat ini merupakan salah satu contoh nyata perusakan lingkungan yang sebagian dilakukan oleh manusia demi mencapai tujuannya.
NASA dalam rilisnya menjelaskan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan NASA menggunakan citra satelit kebakaran hutan di Kalimantan karena pembersihan lahan yang akan digunakan untuk penanaman kelapa sawit dan hutan tanaman industri. NASA juga merilis dampak yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan sudah pada tahap membahayakan kesehatan.
Baca Juga:Ngopi, Berbagi, Main Skateboard di Klabinaria Aja2020-2021, Pasar Cisalak dan Pusakanagara Direvitalisasi
Fenomena kebakaran hutan ini seolah menggugah seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga lingkungan. Proses peduli terhadap lingkungan bukanlah proses instan yang dapat diciptakan dan selanjutnya memberikan efek pada lingkungan. Proses penanaman mengenai kepedulian terhadap lingkungan merupakan proses panjang yang harus diawali sejak dini sehingga menjadi karakter yang mengkristal dalam diri setiap individu.
Berdasarkan pengertian dari Bahasa Yunani Karakter berasal dari kata charassein yang berarti melukis, memahat. Dengan pengertian ini menanamkan karakter seperti halnya melukis atau memahat. Proses pembentukan karakter ini bersifat individual dan akan berkaitan dengan perilaku yang akan dilakukan dalam lingkungannya.
Mengutip pendapat Ajat Sudrajat (2010) karakter baik akan berkaitan dengan mengetahui hal yang baik (knowing to good), mencintai yang baik (loving the good), dan melakukan hal yang baik (acting the good). Ketiga hal itulah yang harus di tanamkan sejak ini untuk menciptakan karakter pribadi yang peduli lingkungan.
Pertama, Mengetahui hal yang baik. Sejak ini orangtua dan sekolah harus memberikan pengetahuan kepada anak mengenai perilaku yang menunjukkan peduli terhadap lingkungan sehingga anak menjadi paham dan mengerti perilaku apa saja yang menunjukkan pribadi yang peduli terhadap lingkungan. Hal sederhana yang dapat dilakukan misalnya membuag sampah di tempat sampah.