“Itu adalah teori yang berangkat dari kalangan evolusionis. Tetapi saya punya hipotesis sendiri. Jangan-jangan memang betul sekitar sini jutaan tahun lalu adalah bagian dari lautan, maka bernama Tanjungwangi. Bukankah Tanjung itu nama lain dari garis pantai? Kemudian banyak terdapat pasir pula di sini, dan ada mata air asin di sini. Seperti air laut, yang kemudian dikenal orang sebagai air ajaib,” tambahnya.
Semenjak meletusnya Gunung Tangkuban Perahu, lanjut Irwan meneruskan hipotesisnya, lautan itu mendangkal. Terurug semburan lahar disertai abu dan tanah dari gunung, sehingga menjadi daratan. Hanya saja memang dia juga mengakui kebenaran hipotesisnya itu mesti diuji, oleh para ahli di bidangnya, yang kompeten dan sebagainya.
Irwan mengaku, selama ini belum ada satupun yang meneliti, atau literatur yang mendukung dan mengungkapkan bahwa daerah tersebut dahukala adalah lautan. Seperti lazimnya ilmu pengetahuan yang harus disertai dengan bukti ilmiah.
Pembicaraan pun sepakat dihentikan. Tentang rasa penasaran, setidaknya terbayar oleh hipotesa Irwan, atau mungkin saja ada sebab lain.(*/vry)