Oleh :
1.Drs.H.Priyono,MSi, Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
2.Siti Nur Aisah, Mahasiswa Semester 1 peserta kuliah Demografi Fakultas Geografi UMS
 Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer sendiri terdiri dari pangan, sandang, dan papan. Akan tetapi, seiring perkembangan, jaman manusia modern tidak dapat hidup hanya dengan menggantungkan ketiga aspek tersebut. Salah satu kebutuhan sekunder yang berubah menjadi kebutuhan primer yaitu smartphone. Selalu ada pergeseran predikat fungsi suatu barang, dan itupun juga sangat dipengaruhi oleh letak geografi dan budaya suatu daerah. Seperti juga fungsi sebatang rokok, bisa jadi untuk seseorang disebut kebutuhan primer dan bagi yang lain tidak seperti itu. Smartphone, kini sebagai teknologi multi fungsi telah menunjukkan perannya yang sangat berarti dalam membantu kebutuhan hidup manusia baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai alat untuk menjalankan fungsi sebagai profesi.
Selama kurang lebih 10 tahun terkhir penggunaan smartphone naik dengan pesat. Dahulu pengguna smartphone hanya didominsi kalangan menengah keatas dengan kisaran usia 15 tahun keatas. Namun, saat ini penguna smartphone sangat bervarisi bahkan tidak sedikit anak usia sekolah dasar sudah dapat mengoperasikan bahkan beberapa memiliki telepon genggam pribadi. Sungguh ledakan teknologi yang sangat luar biasa. Terlebih persaingan pasar mengkibatkan banyak industri smartphone yang menjual barang dengan harga yang murah dengan spesifikasi fitur yang sangat canggih. Tak pelak hal tersebut menyebabkan penggunaan gadget meningkat dengan pesat.
Mengapa masyarakat menjadi sangat konsumtif akan smartphone?
Baca Juga:Syekhermania Subang Dikabarkan Hilang, Terakhir Ikut Acara di MonasInilah Kades-Kades Cantik yang Viral di Medsos, Latar Belakang Aktivis Hingga Artis
Keinginan untuk memiliki smartphone didasarkan pada kebutuhan manusia, yang dapat terbantu dengan kehadiran gadget. Contoh kecilnya saja gadget dapat digunakan untuk bertukar kabar, menggali suatu informasi melalui internet, berbisnis, dsb. Bentuknya yang kecil sangat praktis jika dibawa kemana-mana. Terlebih lagi bagi seorang pelajar ataupun mahasiswa. Kehadiran smartphone dapat menjadi jawaban dari masalah ketidaktahuan akan suatu pengetahuan ataupun informasi.
Kemunculan smartphone tentu memiliki dampak positif dan negatif oleh karena itu penggunaan smartphone harus cerdas dalam memilah dan memilih waktu dan tempat yang tepat serta dengan dukungan konten yang sesuai dengan kebutuhan khususnya dalam bidang akademik. Smartphone harus tetap dimaknai sebagai alat untuk beri kemudahan dan drivernya adalah manusia yang beriman , yang bisa bedakan hal yang haq dan batil. Penggunanya harus memiliki adab yang baik bila kita tidak ingin diperbudak teknologi.