KOTA BANDUNG – Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jabar memberangkatkan perwakilan lima koperasi pondok pesantren yang tergabung dalam program One Pesantren One Product (OPOP) ke Istanbul, Turki, Selasa (26/11/19).
Lima koperasi pesantren tersebut, yakni Darut Tauhid Kota Bandung, Al-Ittifaq Kabupaten Bandung, Al-Ashriyyah Kabupaten Bogor, Al-Idrisiyyah Kabupaten Tasikmalaya, dan Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan, sudah memiliki produk unggulan yang mampu bersaing di pasaran. Kelima ponpes itu juga menjadi contoh atau role model bagi 1.074 ponpes yang ikut dalam OPOP.
Di Turki, kelima ponpes tersebut akan mengikuti 7th OIC Halal Expo dan 5th World Halal Summit 2019. Dalam dua event tersebut, mereka bakal memamerkan produk unggulan, memperluas pasar, diskusi, dan bertukar ide terkait kemandirian ekonomi ponpes maupun sertifikasi halal.
Baca Juga:Usulan Gubernur Jabar kepada Pemerintah Pusat: Bentuk Forum Komunikasi APPSIMasih Diperbaiki, Ini Penyebab Pasokan Air PDAM di Kalijati Tersendat
Menurut Kepala UPTD P3W Dinas KUK Jabar Deni Handoyo, penetapan lima ponpes tersebut sudah melalui sejumlah pertimbangan, khususnya produk yang dihasilkan. Dia juga mengatakan, jejaring bisnis dan ilmu yang mereka dapatkan akan disebar ke semua ponpes Jabar.
“Lima ponpes itu kita pilih untuk mengikuti pameran internasional di Turki dari 28 November sampai 1 Desember 2019. Target kita, salah satunya, gimana koperasi pesantren yang mempunyai keunggulan memamerkan produknya di event internasional,” kata Deni di kantor UPTD P3W, Kota Bandung, Selasa (26/11/19).
“Kami berharap pada pameran nanti, produk-produk unggulan ponpes Jabar dikenal di dunia internasional, khususnya Eropa. Dan mereka harus berbagi pengalaman dan jejaring bisnis yang mereka dapat di sana,” imbuhnya.
Pengamat kewirausahaan, Dr. Wawan Dhewanto menyambut baik program One Pesantren One Product (OPOP) sebagai program yang diharapkan mampu memberdayakan ekonomi pesantren melalui peningkatan usaha pesantren dan koperasi pesantren. Menurut dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB ini, program ini diharapkan membantu koperasi pesantren untuk memperluas akses pasar.
Produk-produk koperasi pesantren yang mengikuti program OPOP dapat diklasifikasikan apakah cocok untuk pasar lokal, pasar nasional atau pasar internasional.
Perwakilan koperasi pesantren Al-Ittifaq Kabupaten Bandung, Agus Setia Irawan, mengapresiasi apa yang dilakukan Dinas KUK Jabar yang melibatkan koperasi ponpes di event internasional. Dia pun berharap produk-produk unggulan ponpes Jabar dilirik badan usaha yang berkunjung dalam pameran tersebut.