Setelah berkarir matang di P3B Sinthya pindah ke bagian keuangan. Bagi Sinthya urusan keuangan itu kecil, dibanding listrik. Dengan cepat dia mendalami ilmu keuangan. Prestasinyi di bidang keuangan juga menonjol.
Menteri Keuangan pun tahu ada mutiara keuangan di PLN. Lantas diminta menjadi salah satu direktur di Bank Exim. Belakangan jadi dirutnya.
Seperti juga Rudiantara Sinthya sudah 10 tahun tidak di PLN. Dia tidak terlibat dalam intrik ataupun kubu. Dia bisa lebih jernih melihat PLN.
Baca Juga:Lestarikan Tradisi Petani Desa, Warga Cidadap Gelar Ruwatan BumiDiprediksi Desember, Lahan Pertanian Pusakanagara Bakal Mulai Olah Tanah
Maka siapa pun di antara Sinthya dan Rudiantara, PLN mendapat harapan baru.
Usia Sinthya juga ideal: 50 tahun. Begitu lulus UI, gadis Riau ini meneruskan S2 di New South Wales, Australia. Gelarnyi master of science. Masih ditambah lagi gelar MBA dari University of Melbourne.
Sinthya bisa dibilang profesional 100 persen. Tidak pernah tengok kanan-kiri.
Itulah kekuatannya, sekaligus kelemahannya: apakah politisi akan mendukungnya.
Kelebihan lainnnya sebenarnya akan saya rahasiakan: ‘i’ – nya lima!
Jumlah ‘i’ itu seimbang dengan suaminya. Yang juga sangat ganteng. Tinggi. Besar. Pintar. Sempurna sebagai lelananging jagad.
Ada satu yang disayangkan teman-teman Sinthya: mengapa anaknya hanya satu.
Pasangan ideal-sempurna seperti itu harusnya punya anak banyak: untuk memperbaiki generasi baru Indonesia, otak maupun wajah.