Konsep Kemerdekaan Belajar Mendikbud
SUBANG-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim berbicara mengenai kemerdekaan belajar. Menurutnya kemerdekaan belum sepenuhnya didapat oleh siswa dan guru selama ini. Merdeka dalam belajar dalam arti sekolah dan juga guru serta murid memiliki kebebasan untuk berinovasi.
Kepala SMPN 1 Pagaden Barat, Cucu Laelasari, SPd MPd mengomentari apa yang dimaksud kemerdekaan belajar oleh Mendikbud tersebut.
Kemerdekaan belajar bisa diartikan bahwa semua tempat adalah sekolah. Belajar tidak terbatas ruang atau empat sisi tembok kelas, tapi belajar bisa di mana pun, kapan pun, siswa bisa dibawa belajar di luar kelas, dihadapkan pada kehidupan nyata, berinteraksi sosial, di ruang-ruang public,” jelasnya.
Dia mengatakan, dengan kemerdekaan belajar siswa bisa menggali pengetahuan dengan caranya sendiri bahkan lebih banyak ruang dibanding jam pelajaran yang disediakan di sekolah.
Baca Juga:Kapolres Datangi Markas Pemuda PancasilaPKK Diminta Tingkatkan Kualitas Kemitraan
“Namun, jangan lupa pendidikan karakter dan peningkatan budi pekerti terbentuk dari pembiasaan bukan hafalan dan tidak bisa instan,” ujarnya.
Kepala sekolah yang aktif menulis ini mengatakan, pendidikan selama ini tidak juga dikatakan kaku. Sudah banyak guru yang mempraktikan mengajar dengan merdeka.
“Namun masih banyak juga mengajar dengan kaku, langkah-langkah yang dibuat dalam rencana pembelajaran monoton,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatannya, banyak sekolah-sekolah terutama swasta yang sudah out of box, menambahkan kurikulum tambahan di lembaganya. Misalnya social work bagi siswa-siswanya agar dapat berempati dengan masyarakat yang berlatar belakang berbeda baik pendidikan, sosial ekonomi maupun budaya.
“Dengan demikian siswa lebih banyak belajar acara riil bukan hanya teori di dalam kelas,” katanya.
Dia mengatakan, untuk menciptakan kemerdekaan belajar kuncinya ada pada guru. Kalau disikapi dengan kaku maka akan kaku. “Tapi kalau gurunya mau berimpovisasi sebetulnya tidak kaku juga, pembelajaran malah akan lebih menyenangkan dan bermakna,” ujarnya.
Selain itu, diperlukan kepala sekolah yang memiliki visi untuk menciptakan kemerdekaan belajar. Namun kepala sekolah juga akan mendukung ketika ada guru yang mau berinovasi. (ysp/ded)