Harapan ke depan, materi yang telah disampaikan bisa diimplementasikan dalam pembelajaran geografi di smu dan sederajat sehingga mata pelajaran geografi akan memiliki daya tarik bagi siswa karena selalu lekat dengan penggunaan teknologi geo spasial yang bisa mengkaji bumi secara keruangan dan comprehensive. Penggunaan teknologi yang disajikan dalam workshop akan menggugah guru untuk selalu mengajarkan obyek geografi dengan pendekatan keruangan dan laptop guru geografi selalu tersimpan software GIS yang dapat menampilkan visualisasi obek geografi secara spasial dan aplikasi SIG secara optimal mulai dari pembuatan peta,manipulasi positif,pengukuran sampai permodelan.
Model workshop ini sebelumnya telah diberikan di Pangandaran selama dua hari, tepatnya di hotel Pantai Pangandaran, yang diikuti oleh guru geografi se Jawa barat dan akan dilanjutkan di pulau Madura dan beberapa mgmp di Jatim atas permintaan guru geografi di sana. Nampaknya peran teknologi smarthphone memudahkan cara komunikasi dan sosialisasi kajian geografi ke pelosok tanah air. Beberapa Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP) GEOGRAFI telah memanfaatkan alat mungil ini utk kajian geografi melalui system pembelajaran online dan menshare kebutuhan pembelajaran geografi. Hal ini akan mengurangi kesenjangan pengetahuan geografi bagi guru dan sekaligus mencerdaskan guru geografi yang tergabung dalam MGMP. Oleh karena itu konsep silaturahmi itu penting, lebih lebih kolaborasi dosen geografi dan guru geografi yang beberapa waktu lalu dicanangkan oleh Prof Suratman dari Fakultas Geografi UGM dengan untaian kata : Lecture goes to School dan Teacher goes to Campus. Interaksi dan kolaborasi guru dan dosen. Semoga pembelajaran geografi semakin menarik dan menyenangkan.
Kita masyarakat geografi sudah mulai merespon paradigma yang diluncurkan BAN PT dengan 9 standar penilain akreditasi bahwasannya setiap mengadakan kegiatan harus mengacu lebih pada kegiatan pengembangan dari pada penguatan. Kegiatan pengembangan berfocus pada out put dan out come sedangkan kegiatan penguatan berorientasi pada in put dan proses. Misalkan kegiatan workshop pembelajaran geografi, tidak hanya dinilai dari banyaknya peserta dan proses pembelajarannya tapi juga out put yang berupa artikel peserta yang bisa dipublikasikan di media informasi seperti jurnal, call paper dan Koran. Semoga pembelajaran geografi semakin menarik dan menyenangkan. (*)