BANDUNG-Dalam sebuah riset yang dilakukan tim peneliti dari Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB), terungkap jika wilayah Bandung Raya terjadi penurunan tanah (land subsidence) yang berkisar antara 5-10 sentimeter dan 15-20 sentimeter per tahun.
Lokasi penurunan tanah tersebar di daerah Cekungan Bandung yang bertanah sedimen atau endapan seperti Cimahi, Dayeuhkolot, Gedebage, Kopo, Banjaran, Majalaya, dan Rancaekek.
Salah satu peneliti sekaligus dosen jurusan Geodesi ITB, Heri Andreas menyampaikan, fenomema penurunan tanah di wilayah Bandung sudah terjadi sejak tahun 1980-an. Hal ini disebabkan karena masifnya pembangunan infrastruktur yang berdampak pada pengambilan sumber air tanah secara besar-besaran.
“Dengan menggunakan teknologi bisa terlihat seberapa besar penurunan tanah. Setelah pengukuran ditemukan bahwa Bandung yang terluas dan tercepat penurunan tanahnya di dunia, bukan di Indonesia. Itu faktanya,” ungkap Heri, beberapa hari yang lalu.
Salah satu daerah yang mengalami penurunan tanah adalah Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan yang laju penurunan tanahnya mencapai 12 sentimeter per tahun. Bahkan dalam sepuluh tahun ke depan kawasan itu terancam amblas hingga 1,2 meter.
Baca Juga:Terminal Tipe A Tambah 15 Unit Armada BusRapat Menhub dan Bupati, Bahas Tanah Kas Desa
Menurut dia, jika fenomena penurunan tanah ini tidak segera diatasi dari sekarang, masyarakat di sekitar Bandung bakal terancam kekeringan pada tahun 2050 mendatang. “Di Bandung itu sudah zona merah. Nah yang ditakutkan krisis air ini terjadi di 2050, kalau tidak ditangani bakal krisis air tanah. Mudah-mudahan tidak,” katanya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi menyatakan, pihaknya bakal segera berkoordinasi dengan peneliti ITB dan dinas terkait soal informasi tersebut. “Sampai saat ini kami belum tahu seperti apa kondisinya, karena itu teknis. Tapi bakal kami respon, berkoordinasi dengan peneliti ITB serta dinas terkait,” ujar Kepala Pelakasana BPBD Kota Cimahi, Nanang.
Diakuinya, di wilayah Cimahi Selatan memang terjadi eksploitasi air tanah yang menjadi salah satu penyebab penurunan muka tanah. Penurunan tanah juga bisa disebabkan kerena wilayah Cimahi merupakan bekas endapan danau purba. “Kerawanan tanah di Cimahi juga bisa terjadi akibat getaran gempa, terutama dari Sesar Lembang,” ucapnya.(eko/sep)