Para buruh atau pekerja di Subang kian merasa khawatir, dengan adanya kabar sejumlah perusahaan yang telah memindahkan pabriknya dari Jawa Barat ke Jawa Tengah. Pemindahan pabrik oleh perusahaan tersebut, diketahui lantaran UMK di Jawa Tengah lebih murah dibandingkan dengan di Jawa Barat.
————————
Hal tersebut diungkapkan salah seorang buruh di salah satu perusahaan garmen di Purwadadi, Lesti Suliaswati. Menurutnya, selama 2019 ini telah ada lima pabrik yang tutup di Subang dan ribuan pekerjanya terkena PHK.
“Pabrik yang lokasinya 200 meter dari pabrik saya, dari awalnya punya 3.000 pekerja, sekarang tinggal 800 pekerja. Perusahaan itu sudah buka pabrik di Jawa Tengah. Pabrik saya tahun ini membeli tanah di Jawa Tengah,” katanya saat ditemui Pasundan Ekspres pada jam istirahat, Senin (9/12).
Lesti mengatakan, UMK yang mencapai hampir Rp 3 juta di Subang, katanya, dinilai terlalu berat bagi roda usaha industri garmen. Perusahaan-perusahaan di Subang ini pun, ujarnya, bertahap memindahkan usahanya ke Jawa Tengah.
Lesti mengatakan awalnya para buruh menyambut baik pemberlakuan penetapan UMK, dalam bentuk surat edaran yang akan membuka ruang komunikasi antara pengusaha dengan pekerjanya dalam menantukan upah di masa pelemahan ekonomi ini. Namun setelah kembali ditetapkan dalam bentuk surat keputusan, Lesti mengatakan para buruh kembali risau.
Baca Juga:Lelang Ulang Hambat Penyerapan APBD 2019The Great Asia-Afrika, Wahana Wisata Baru di Kota Lembang
“Kami sebenarnya tidak menuntut berlebihan karena kita tahu kondisi di lapangan. Banyak pabrik tutup. Banyak buruh yang berharap pabrik jangan tutup, biarin gaji naik cuma sedikit juga, asal bisa terus kerja. Ngapain gaji naik terus tinggi-tinggi tapi tahun depan tutup,” katanya.
Lesti berharap, para serikat pekerja lebih memerhatikan keberlangsungan pekerjaan para buruh ini daripada masalah UMK. “Jangan sampai, pengangguran yang sudah tinggi di Subang kian meningkat,” tandasnya.(idr/vry)