SUBANG-Dinas Sosial, Bulog dan Polda Jawa Barat menggelar monitoring evaluasi, terhadap agen-agen yang disinyalir tidak mengunakan beras bulog dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT).
Kabid Pemberdayaan Sosial Dinsos Subang Saeful Arifin S.Kep. M.Si mengatakan, pada akhir tahun 2019, pengecekan terhadap kualitas produk dan harga dilakukan, mengingat untuk BNPT tersebut merupakan program dari pemerintah. “Ini tim gabungan dari Polda, Dinsos dan juga Bulog,” ujarnya.
Akhir tahun 2019, kata dia, dilakukan pengecekan produk BPNT, mulai dari beras dan juga telur. Para agen e-warung diimbau jangan menyalurkannya pada malam hari, karena rentan dengan indikasi gestun (gesek tunai). Para penerima manfaat tidak mengambil produk, namun mengambil uang. “Kami dari tim juga mengimbau agar agen atau pun penerima manfaat jangan melakukan gestun,” katanya.
Baca Juga:18.000 Lahan Dipatok dari Alih FungsiPelaku Curanmor Babak Belur Dihakimi Warga
Saeful mengatakan, jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) saat ini ada 105 orang dan agen e-warung ada 600. Tahun 2020 bisa jadi jumlah KPM meningkat atau bahkan malah menurun. Pihaknya hanya mengajukan saja dengan basis verfal Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) ke Kemerntiran Sosial. “Tahun 2020, bisa jadi naik atau turun jumlah KPM. Kita masih lakukan verval datanya,” terangnya.
Selain itu, lanjut Saeful dirinya, tahun 2020 saldo atau uang untuk KPM menjadi Rp 150.000. Ada tambahan produk selain beras dan telor. Saat ini saldo hanya Rp 110 ribu per KPM. Rencana, kenaikan saldo untuk pengambilan produk di agen-agen tersebut menjadi kabar gembira bagi KPM. “Tahun ini, kan hanya Rp 110 ribu saldo yang bisa dimanfaatkan KPM, untuk mengambil produk beras dan telor dari agen. Tahun 2020 akan naik menjadi Rp 150.000 untuk saldonya dan ada tambahan varian produk,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Sub Divre Bulog Subang Dandy Apriyanto mengatakan, pihaknya ikut serta dalam monitoring dan evaluasi untuk mengimbau kepada para agen e-warung menggunakan beras bulog. Data yang ada 50 persen agen tidak mengunakan beras bulog, melainkan beras lokal. “Kita bersama-sama dan untuk dari kami mengacu dengan surat edaran dari Kemensos, bahwasanya agen harus menggunakan beras bulog dalam penyaluran BPNT. Bulog sebagai sumber beras dalam program BPNT,” ungkapnya.(ygo/vry)