KARAWANG-Sembari berkaca-kaca, Emma Ramadinah menceritakan perjalanananya menyabet medali emas dari cabang olahraga Sambo nomor mixed team pada SEA Games 2019.
Bersama Desiana Syafitri, Erik Gustam, Rio Bahari, Senie Kristian, ia menyumbang emas ke-40 bagi Indonesia.
Gadis 20 tahun itu menyebut kemenangannya sebagai buah dari kegigihannya berlatih, juga berdoa. Sebab, perjuangannya masuk pelatnas saja tak mudah. Ia harus penyaringan yang ketat.
Anak pasangan Ahmad Mustofa dan Nining Sari Ningsih, yang tinggal di Rawagabus, Kelurahan Adiarsa Timur, Kecamatan Karawang Timur, Karawang, awalnya merupakan atlet Judo yang telah ia tekuni sejak duduk di klas IV SD. Namun setelah duduk di klas XI SMAN 5 Karawang, ia beralih menggeluti cabang olahraga Sambo.
“Alhamdulillah. Saya bersama tim tentu bangga,” ujar Emma ditemui di Padepokan Judo Taruna Karawang, Selasa (10/12).
Baca Juga:Hutan Lindung Ditanami 20.558 Bibit Pohon26 Wartawan Subang Ikut Uji Kompetensi
Bahkan saat menunggu hasil penyalingan masuk pelatnas, Emma nyambi jualan cilok goang dan rujak bangkok. Tentu saja, berlatih tetap ia lakukan.
“Selain latihan, saya jualan online,” katanya.
Kemenangan itu, Emma persembahkan kepada kedua orang tuanya, dan Sensei Arnold, yang telah gigih melatihnya. Juga orang-orang yang tak henti mendukungnya.”Kemenangan ini untuk mereka,” katanya.
Meski berhasil medali emas, bagi Emma, juara adalah ketika ada di podium. Saat turun dari podium, ia sama dengan atlet-atlet lain yang harus berlatih keras.
“Menjadi juara tentunya tantangan semakin berat. Bagaimana mempertahankan gelar itu, juga bersiap diri menghadapi tantangan yang lebih berat,” katanya.
Mojang kelahiran karawang itu berharap pemerintah, khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang lebih memperhatikan para atlet di daerah. Apalagi, menurutnya, di Karawang banyak bibit atlet yang berpotensi.
Emma sendiri berkeinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Tentunya tanpa menanggalkan profesi sebagai atlet. Pelatih Emma, Arnold menyebut Sambo baru masuk pembinaan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pusat, sementara di Jabar dan Karawang belum. Sehingga, sejauh ini untuk segala sesuatunya masih mandiri.
“Kami sedang megurus (masuk KONI Jabar dan KONI Karawang,” katanya.
Sambo, kata Arnold, terbilang baru. Seni beladiri asal Rusia itu diperkenalkan pada sekitar 2015 – 2016 lantaran bakal dipertandikan di Asian Games di Jakarta.”Atlet kami di Karawang pun masih belum banyak. Beberapa juga diambil dari Judo,” katanya.