Oleh: Yuyun Suminah, Am.d
Aktivis Muslimah Karawang
Karawang salah satu kota yang memiliki prospek menarik bagi para investor, selain Bekasi dan Purwakarta atau yang disebut Bekapur. Pasalnya, Karawang sudah menjadi kawasan industri yang di dalamnya banyak berdiri perusahaan-perusahaan besar termasuk perusahaan Asing. Ya. kini Karawang sudah menjadi kota industri, dan sebutan sebagai “Lumbung Padi” pun sudah bergeser.
Perkembangan industri di Karawang memicu berbagai pembangunan seperti apartemen, pusat perbelanjaan, perumahan dll yang sangat pesat, para pemilik modal saling berlomba-lomba membuka usahanya terutama dibidang property, seperti apartemen. Daerah pertanian pun disulap menjadi gedung-gedung tinggi menjulang. Hunian tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan para investor asing maupun dalam negeri yang datang, itu tandanya para pekerja asing maupun pendatang dari penjuru Nusantara semakin banyak yang bekerja di Karawang.
Dinas Penananaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karawang mencatat dari Januari sampai September 2019, investasi yang datang ke Karawang didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA).Terdapat 1.134 LKPM yang masuk ke Karawang Nilainya, mencapai Rp 15,130 triliun. “Dengan nilai investasi tersebut, Karawang jadi daerah dengan Rasio investasi terbesar kedua se-Jawa Barat dengan 22,78 persen,” ujar Dedi Ahdiyat, Kepala Dinas Penananaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karawang. (Detiknews 11/11).
Baca Juga:Lama Tak Terdengar, Politisi PDIP Nining Gabung Nasdem?Kondisi Sekolah Cigebang Memprihatinkan, Tembok Goyah Nyaris Roboh
Bahkan Bekapur khususnya Karawang akan diproyeksikan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN), Setelah sebelumnya ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi dan Industri Terpadu (KEIT), untuk mendukung itu semua infakstuktur dibangun untuk memudahkan akses ke kawasan tersebut. Seperti jalan tol layang Jakarta-Cikampek, pelabuhan Patimban Subang dan Bandara Kertajati Majalengka. Maka, wajar jika banyak para investor dalam maupun luar negeri mendirikan usahanya di kawasan tersebut karena didukung oleh infastuktur yang memadai.
Saling berkaitan antara Industrialisasi, investasi dan infastuktur. Akan tetapi ketiga hal tersebut sebagian besar hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang saja yaitu masyarakat kelas menengah ke atas terutama para pemilik modal untuk memuluskan usaha mereka.
Dalam sistem Kapitalis roda perekonomian bisa dikendalikan oleh setiap individu atau pemilik modal yang diberikan kebebasan seluas-luasnya demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Para investor dalam sistem kapitalis ini bisa membeli apapun asal ada materi (modal/uang).