Oleh : Opan Arifudin
Dosen Program studi Ekonomi syari’ah STEI Al-Amar Subang
Perubahan zaman begitu cepatnya seolah masa depan sudah terjadi hari ini. Produk-produk teknologi canggih di zamannya bahkan sudah jadi benda klasik saat ini atau teknologi-teknologi yang dulu sangat efektif saat ini sudah tidak efektif lagi. Sebagai contoh mesin tik yang dulu sangat canggih bahkan kini sudah tidak kita lihat lagi berganti dengan computer, dan computer monitorpun sudah tidak efisien lagi hingga hadir laptop yang lebih efisien bisa dengan mudah dibawa serta digunakan dimana saja. Bahkan contoh lainnya ketika berbelanja di mall atau pasar sudah tidak efisien lagi karena begitu banyak online shop saat ini yang lebih efektif bisa digunakan untuk membeli kebutuhan hidup. Hal-hal inilah yang terjadi di era disrupsi, berbagai perubahan begitu cepatnya secara mendasar atau fundamental.
Perubahan yang mendasar ini pun terjadi pada pendidikan, dimana pendidikan tidak lagi terbatas oleh sekat-sekat ruang kelas atau jadwal perkuliahan yang regular selama 5 hari atau bahkan pendidikan tidak lagi menjadi ekslusif hanya bagi segmen ekonomi menengah ke atas karena pendidikan tinggi saat ini membuka ruang setiap orang dari latar belakang ekonomi apapun bisa mengenyam pendidikan tinggi. Era disrupsi ini pun memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi semua orang untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan meningkatkan kompetensinya guna bersaing di era revolusi industry 4.0.
Sehingga pertanyaannya adalah model pendidikan seperti apa yang dapat diakses semua orang tanpa sekat-sekat latar belakang ekonomi dan pendidikan seperti apa yang dapat mendukung di era revolusi industry 4.0. Perkuliahan kelas karyawan menjadi alternatif dengan pendekatan berbasis internet dalam perkuliahannya. Lantas apa keunggulannya perkuliahan kelas karyawan berbasis daring ini, yakni sebagai berikut :
Baca Juga:Waspada Pohon Tumbang di Musim HujanBawaslu Seleksi 255 Pelamar
A. Mandiri
Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi bukanlah hal yang mudah terutama jika dilihat dari aspek biaya. Bagi calon mahasiswa dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah tentunya hal ini cukup berat apalagi harus melanjutkan pendidikan diluar kota. Banyak anak-anak yang lulus SMA/MA/SMK atau yang sederajat yang memiliki prestasi yang baik tidak bisa melanjutkan pendidikan tinggi bukan karena tidak mampu bersaing lulus pada perguruan tinggi favorit tetapi faktor biaya yang berat bagi dirinya.