Seiring perkembangan zaman, mempelajari sejarah dan budaya bangsa ini tidak cukup hanya bermodalkan dari buku. Butuh inovasi media pembelajaran lainnya yang lebih atraktif sehingga dapat meningkatkan ketertarikan generasi muda untuk mempelajari lebih jauh. Museum adalah salah satunya. Namun saat in museum-museum terus berbenah diri untuk meningkatkan peminatnya, seiring dengan menurunnya tingkat kunjungan wisatawan ke museum.
Salah satu daerah yang giat memajukan museum sebagai media untuk belajar sejarah bagi pelajar dan masyarakat luas adalah Purwakarta. Melalui Museum Bale Panyawangan Diorama Nusantara, kita diajak untuk belajar mengenai sejarah peradaban dan budaya dengan cara yang atraktif dan tidak membosankan.
Museum Bale Panyawangan memiliki arti “tempat untuk menerawang”. Museum ini terletak di Jalan KK Singawinata, lokasinya berdekatan dengan Kantor Bupati Purwakarta dan hanya beberapa langkah dari Stasiun Kota Purwakarta.
Baca Juga:Waspasa Teror Ular di Subang, Enjang Hampir Dipatuk Kobra di Rumahnya17 Warga Desa Cikujang Wakafkan Lahan untuk Pembukaan Jalan Sepanjang 850 Meter
Konsep yang diusung oleh Museum Bale Panyawangan Diorama Nusantara ini adalah futuristik, unik, menarik. Dengan memanfaatkan teknologi, museum ini menyajikan unsur sejarah dan budaya secara digital. Contohnya pemaparan sejarah Purwakarta dari tahun 1620 hingga tahun 1799 yang disajikan dalam bentuk interactive book di Bale Prabu Dewaniskala.
Lalu di Bale Prabu Ratudewa kamu bisa mendapati keadaan Purwakarta pada masa kemerdekaan di tahun 1945-1950, mulai peristiwa Rengasdengklok hingga zaman Demokrasi Liberal. Di Bale ini juga proses proklamasi kemerdekaan pun diceritakan dalam bentuk film stop-motion. Ada juga video lagu Indonesia Raya versi awal yang memiliki tiga stanza berbeda.
Tempat lain yang menarik di Bale Panyawangan Diorama Nusantara ini adalah mengendarai sepeda onthel mengelilingi Purwakarta dalam bentuk simulator.
Dan yang paling unik adalah hadirnya teater mini yang menyuguhkan informasi mengenai sejarah kota Purwakarta yang dahulu bernama Sindang Kasih. Setelah menikmati tontonan sejarah mengenai Purwakarta, pengunjung akan diajak untuk melakukan ritual bergoyang tarian khas Purwakarta, yaitu Goyang Maranggi. (adv)