KARAWANG-Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Karawang, mencatat sebanyak 23 orang sepanjang tahun 2019 meninggal dunia akibat HIV/Aids. Data KPA sendiri virus mematikan itu sudah didapati sebanyak 1.272 kasus sepanjang tahun 1992 sampai 2019 di Karawang.
Sekretaris KPA Karawang, Sukarjono mengatakan, ada 23 orang warga Karawang yang dikabarkan meninggal dunia akibat HIV/Aids. Pihaknya, sedang berupaya agar target zero new infection, zero Aids realated death dan zero discrimination tercapai ditahun 2030 di Karawang.
Diantaranya, dengan upaya pencegahan di populasi rentan dan pencegahan di populasi rendah seperti di 33 SMP, 15 Kecamatan, 7 Majelis Taklim hingga lapas dan perguruan tinggi. Mengingat, usia produktif yang paling banyak tertular, antara 20 – 29 tahun dikisaran 46 persen. “Sepanjang tahun ini, ada 23 orang dimatanya warga Karawang yang meninggal akibat HIV/Aids ini, ” ujarnya dalam Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan HIV/Aids di SMAN 1 Cilamaya, Senin (16/12).
Baca Juga:Tanam Ganja Dihalaman Rumah, RT Diamankan PolisiPembangunan Infrastruktur Desa Pangsor Kecamatan Pagaden Barat Tahun 2019
Dikatakan, faktor resiko HIV Aids ini rata-rata di sebabkan oleh heteroseks atau berhubungan (laki-laki- perempuan), kemudian homosex, napza/suntik, ibu ke anak, waria dan lainnya. Usia sekolah, diakuinya, lebih di gencarkan sosialisasi, karena di usia ini, adalah masa-masa pertumbuhan dan memacu keingintahuan ancaman, bahaya dan dampaknya.
Sehingga, lanjunnya, lewat sosialisasi, kiranya anak-anak sekolah, bisa membentengi diri dan menghindari sedini mungkin ancaman dan pemicu terdampaknya penyakit ini. “Kita sampaikan ke anak-anak sekolah, karena keingintahuan mereka itu tinggi, sehingga bisa memacu semangat menyampaikan kepada yang lainnya,” katanya.
Kegiatan sosialisasi itu dibarengi oleh pendandatanganan dan deklarasi melawan HIV Aids dari 1.393 peserta apel peringatan Hari Aids Sedunia.
Sukarjono menambahkan, pihaknya gencar sosialisasi ke pelajar, lantaran kebanyakan dari mereka sangat besar rasa ingin taunya.
Kata Sukarjono, meminimalisir terjadinya pengidap baru HIV/AIDS di kalangan pelajar. Melalui acara tersebut, pihaknya memberikan edukasi kepada seluruh pelajar, dewan guru, hingga kepala sekolah.
“Saya harap nanti mereka semua bisa mensosialisasikan kepada teman-temannya yang lain. Agar penyebaran HIV/AIDS bisa diminimalisir,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Cilamaya, Raden Eman Sulaeman menuturkan, dengan terlaksananya deklarasi tolak HIV/AIDS itu. Diharapkan keluarga besar SMAN 1 Cilamaya sadar akan bahaya HIV/AIDS. Serta menjauhi segala sumber penyebab penularam virus yang menyerang kekebalan imun tersebut.