SUBANG-Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta jajaran Kepolisian tangani serius dan menangkap para pejabat daerah yang memberikan izin terhadap alih fungsi lahan pertanian.
“Termasuk orang mengalih fungsikan lahan pertanian, salah itu. Mengalih fungsikan pertanian termasuk pejabat yang tanda tangan disitu Pak Kapolres tangkap itu, Undang-undangnya ada,” kata Syahrul saat berkunjung ke Balai Besar penelitian Tanaman Padi di Sukamandi Ciasem, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, mengurusi pertanian bukan perkara mudah dan juga merupakan urusan hajat hidup orang banyak. “Kalau mengurusi industri atau perumahan berapa orang yang terlibat kapan itu bisa selesai. Tapi ngurus pertanian tidak gampang, Perumahan itu bisa bertingkat, tapi pertanian itu lahan yang ada harus dipertahankan,” bebernya.
Baca Juga:Tabrakan Beruntun Tewaskan Anak 5 TahunTS3 BP20
Syahrul mengatakan, mengurus pertanian harus dilakukan secara serius dengan mempersempit ruang gerak mafia lahan yang ingin merusak ekosistem pertanian. Karena itu, peranan pejabat daerah diharapkan menutup celah ini dengan melakukan optimalisasi lahan demi terwujudnya ketahanan pangan.
Ia juga menyebut, program pertanian bukan hanya kepentingan pemerintah, namun merupakan gerakan bersama untuk kepentingan Negara.
Dengan adanya kerjasama lintas sektoral, ia berharap Pertanian kedepan bisa maju termasuk di Subang dengan mekanisasi melalui teknologi 4.0. “Subang tidak boleh berubah, harus jadi lumbung padi Indonesia, termasuk balai besar pertanian,” imbuhnya.
Lebih lanjut Mentan pun menantang hasil Pertanian di Kab. Subang untuk bisa diekspor. “Sudah siap jika hasil panen disini untuk di ekspor ke luar negeri? Pak Bupati, Pak Dirjen, siap?,” tanya Menteri Pertanian
“Siap,” ucap Dirjen, Bupati serta para petani yang hadir dalam acara tersebut.
Namun, untuk bisa melakukan ekspor, ia menyebut hal iti bukan perkara mudah. Hasil pertanian itu nantinya akan bersaing dengan negara-negara lain seperti Vietnam juga China. “Untuk itu, kita harus siap. Bersaing tidak hanya produksinya tapi kualitasnya. Saya serius, kita harus bisa. Pertanian kira harus maju,” ungkapnya.
Ia juga menyebut, salah satu upaya untuk menunjang ekspor yakni dengan Program Kostra Tani, Program Komando Strategis Pembangunan Pertanian di tingkat kecamatan atau Kostra Tani. Program ini bertujuan menghidupkan kembali serta memperkuat peran serta kapasitas petugas Balai Penyuluhan Pertanian dan hal yang menyangkut pertanian di Tingkat Kecamatan. “Jadi nanti saya bisa memonitor, bisa tahu perkembangan dilapangan seperti apa, soal pupuk sudah sampai belum, petaninya seperti apa, PPL nya dilapangan atau tidak, bisa memonitor,” bebernya.