Untuk Mengikis Jerat Rentenir
CIASEM– Koperasi BMT Nahdatul Ummah Ciasem termasuk salah satu koperasi akti dan maju di Kabupaten Subang. Bahkan saat ini, nilai asset usahanya mencapai Rp9,1 Milyar.
Memiliki 4000 nasabah serta 350 anggota, ternyata Koperasi ini memiliki perjalanan panjang. Menurut Ketua Koperasi Yayan Sofyan Sauri, awal berdirinya Koperasi ini dilatarbelakangi fenomena yang memprihatinkan yang mendera para pedagang di Pasar Ciasem. Saat itu, pada tahun 1995, saat akses bantuan permodalan pada bank terbilang sulit, pedagang mengakses pinjaman modal usaha melalui rentenir.
“Dulu itu fenomena yang dihadapi seperti itu, nah para tokoh masyarakat, tokoh pedagang disitu berpikir untuk mengatasi ini seperti apa, akhirnya dibuatlah koperasi yang berbadan hukum, sempat terpikir yayasan, tapi yayasan tidak boleh untuk tujuan profit, akhirnya dibentuklah Koperasi ini yang menggunakan prinsip syariah” jelasnya.
Baca Juga:Mampir Boss Sediakan Aneka Menu MewahKejaksaaan Musnahkan Barang Bukti Kejahatan
Yayan menyebut, sebelum berdiri kantor yang sekarang, sejak dulu, Kantor Koperasi BMT berpindah-pindah ngontrak namun masih disekitaran Pasar Ciasem. “Baru pada tahun 2016 punya kantor sendiri, kita kerjasama dengan lembaga keuangan dalam pengadaan kantor,” jelasnya.
Selama berjalannya Koperasi ini, hanya sekali mendapat bantuan dari pemerintah yaitu pada tahu 2007 melalui dana bergulir syariah. Namun saat ini, meski tanpa ada bantuan pemerintah, Koperasi masih terus bejalan dan terus menunjukan perkembangan positif.
“Karena mayoritas anggota dan nasabah kita pedagang, jadi angsuranya pun dilakukan harian, dari mulai Rp 5000- 10.000 sudah bisa mengangsur. Kita juga jemput secara door to door, ada staf yang keliling untuk membantu,” ucapnya.
Apalagi, saat ini Koperasi BMT Nahdhatul Ummah juga sudah mulai menerapkan sistem aplikasi android IMFA (Islamic Micro Finance Application). “Pelayanan dilapangan sudah pakai aplikasi android, jadi kolekting dilapangan dan Real time sudah masuk ke sistem. Kita juga terus berusaha mengembangkan aplikasi ini, sebab saat ini aplikasi belum bisa akses ke anggota. Masih untuk keperluan kolekting saja,” jelasnya. (ygi/ded)