Oleh : Dahlan Iskan
Ada 30 orang Indonesia di sini –sebagian besar untuk kuliah.
Desa Qadian memang tidak lagi menjadi pusat aliran Islam Ahmadiyah. Tapi masih tetap dipertahankan sebagai salah satu pusatnya.
Bahkan ketika umumnya orang Islam mengungsi ke Pakistan tempat ini dipertahankan mati-matian.
“Waktu itu pimpinan Ahmadiyah menugaskan 313 orang untuk mempertahankan tempat ini,” ujar Saifullah Mubarak, asal Solok Sumbar.
Baca Juga:Serap Aspirasi, 50 Anggota DPRD Gelar ResesBumbu Dapur Instan Penyumbang Sampah?
“Jumlah itu sama dengan pasukan yang diperintahkan oleh Rasulullah untuk perang Badr,” tambahnya. “Sebenarnya kan tidak ada niat untuk perang. Hanya mempertahankan diri. Tapi akhirnya terjadilah perang Badr itu,” tambahnya.
Saifullah sudah menetap di Qadian. Sudah kawin dengan wanita Punjab.
Waktu itu umumnya orang Islam di Punjab (India) mengungsi ke Pakistan. Semua orang Hindu di Punjab (Pakistan) mengungsi ke India.
Terjadinya begitu mendadak. Dalam satu hari. Kisruh dan rusuh. Saling bunuh. Jutaan orang meninggal.
Itu tahun 1947. Ketika Inggris memutuskan memerdekakan wilayah itu menjadi dua negara: India dan Pakistan.
Itu tahun 1947 –ketika di Indonesia berlangsung perundingan Linggarjati –di pegunungan Kabupaten Kuningan dekat Cirebon.
Di perundingan itu Belanda baru mengakui kemerdekaan Indonesia sebatas untuk Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Di Punjab, kemerdekaan itu berarti kesengsaraan.
Itu tercatat sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terbesar di dunia.
Orang-orang Ahmadiyah juga mengungsi ke Pakistan. Pusat Ahmadiyah pun di pindah ke Lahore –sekitar 100 km di balik garis yang ditentukan Inggris sebagai perbatasan.
Baca Juga:Anggota Bhayangkari Subang Raih Penghargaan UMKM JUARA se-Jawa BaratBuruh Panik, Ular Kobra Masuk PT Taekwang
Pasca pengungsian masal ini nasib Ahmadiyah tidak lebih baik. Dari minoritas di negara Hindu ke minoritas di negara Islam.
Yakni setelah mayoritas Islam di Pakistan memusuhi Ahmadiyah habis-habisan.
Terjadilah tragedi kemanusiaan yang lain. Di sesama orang Islam. Begitu banyak yang meninggal.
Ahmadiyah pun terusir lagi. Kali ini mereka mengungsi jauh –ke Inggris. Menjadi minoritas lagi –di negara Kristen.
Bagi Ahmadiyah menjadi minoritas di negara Hindu ternyata lebih baik daripada menjadi minoritas di negara Islam.
Demikian juga ketika menjadi minoritas di negara Kristen.
Di Inggris Ahmadiyah bisa berkembang. Sampai mendirikan TV Islam.