Bagaimanakah contoh antroposen dalam kehidupan?
Contohnya saja pada penggunaan lahan, kian hari semakin banyak saja hutan yang dialih fungsikan menjadi lahan pertanian, diolah guna memenuhi kebutuhan, hingga pada akhirnya lahan tersebut rusak. Konversi lahan pertanian menjadi non pertanian terutama di daerah perkotaan, merubah wajah kota dan merubah lingkungan perkotaan dimana ruang terbuka hijau mulai terkurangi yang menyebabkan perubahan iklim mikro. Sebenarnya hal itu sah-sah saja terlebih mengingat saat ini jumlah peopulasi dunia kian meningkat. Kini, bumi telah dihuni 7.7 miliar dan diproyeksikan pada tahun 2030 menjadi 8,6 miliar. Pertumbuhan penduduk di Negara maju semakin terkendali sedangkan di Negara berkembang tgerutama di Afrika semakin pesat. Dengan jumlah yang semakin meningkat akan menimbulkan persoalan lingkungan yang semakin berat karena penduduk akan menekan lingkungan ketika jumlahnya berlipat , akan tetapi seharusnya manusia juga dapat menjaga kelestarian lingkungan, tapi kenyataan malah sebaliknya.
Selain itu salah satu contoh konkrit lain yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah sampah. Di tempat pembuangan akhir sampah-sampah menumpuk begitu banyaknya hingga menggunung tingginya. Hal tersebut tentu saja memiliki dampak terhadap lingkungan. Sampah-sampah itu dapat memengaruhi struktur tanah dan batuan yang ada di sekitarnya.
Apakah gagasan tersebut disetujui?
Gagasan antroposen sendiri menuai banyak pro dan kontra. Sebagian setuju akan gagasan tersebut dikarenakan memang pada faktanya manusia memegang kekuasan dalam pengaruhnya terhadap alam,akan tetapi tidak sedikit pula yang menolaknya dikarenakan pandangan pembagian zaman berdasarkan geologi bersifat alamiah. Lebih dari itu hal yang mencirikan pun bersifat alamiah atau seperti punahnya dinosaurus karena hujan meteor. Sedangkan antroposen sendiri bersifat buatan, maknanya perubahan yang terjadi disebabkan karena pengaruh dari aktivitas manusia.
Baca Juga:40 Anak Pantura Ikuti Khitanan Massal313 Ahmadiyah
Manusia sebagai satu-satunya makhluk hidup yang memiliki akal fikiran harusnya dapat mempertimbangkan bagaimana pengaruhnya terhadap alam atas tindakan yang ia lakukan. Sebagai objek pemegang kekuasan tertinggi dalam pengaruhnya terhadap alam, lantas langkah apa yang akan dilakukan demi menyelamatkan lingkungan? Jangan sampai kekhawatiran Malaikat akan menjadi kenyataan yang terulang.