Mudah saja, hal ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tingkat persaingan, dukungan organisasi, dan ruang gerak para pelaku usaha. Agaknya pemerintah Kabupaten Magelang perlu melirik permasalahan tersebut. Bagaimana tidak? Tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah dapat berpengaruh pada kualitas lingkungan objek wisata.Pikiran kolot akan arti ketidak pentingnya suatu pendidikan gaknya harus segera di atasi. Berbicara soal kualitas jika kebutihan hiduo masyarakatnya tercukupi, maka mudah saja di jumpai inovasi-inovasi dalam dunia perdagngan. Layaknya mengolah suatu jenis bahan menjadi makanan dan mengubah sesuatu menjadi barang lain sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi.Selain itu apabila kesejahteraan masyaraktnya tercukupi, mereka akan lebih mudah untuk menamatkan pendidikan dengan baik. hal tersebut dapat saja menjadi salah satu pondasi utama seseorang dalam membentuk kepribadian dan ilmu yang dimiliki untuk bekerja sebagai pemandu wisata.
Borobudur telah memberikan multiplying effek bagi masyarakat sekitarnya untuk meningkatkan kesejahteraan. Mereka mulai merespon dengan membuka jasa penginapan atau homestay mulai yang klas wahid sampai klas yang sederhana, jasa transportasi, perdagangan, kerajinan rakyat, jasa parkir dan menawarkan berbagai kesenian tradisional. Interaksi ekonomi dan interaksi antar sektor menjadi berkembang, menjadi pertanda harmoni ekonomi tradisinal dan moderm mulai beraksi. Inilah esensi pengembangan pariwisata yang dikehendaki oleh rakyat. Semoga wisata Borobudur selalu menetes ke bawah, menjadi idaman rakyat kecil di sekitarnya. (*)