Pondasi Jembatan Beton Terbengkalai
SUBANG-Petugas Jembatan penyebrangan perahu tambang, yang menghubungkan Dusun Sukaseneng Desa Compreng dengan Dusun Bojong Asem Desa Bojongnegara berjaga bergantian.
Salah satu penjaga atau pria yang bertugas melakukan penyebrangan Qoid mengatakan, saat ini perahu tersebut menjadi satu-satunya akses warga di dua desa yang berbeda kecamatan itu, untuk menyebrang. Qoid sendiri saat ditemui Pasundan Ekspres sedang berjaga dengan salah satu rekan lainnya.
“Ya kalau jaga gantian saja temen lain. Sehari kadang dua orang, bisa bergantian,” katanya.
Baca Juga:Pemda Sudah Anggarkan Jukung Sejak Tahun 2016 Melalui PUPR35 Dalang se-Kabupaten Subang Ikut Musyawarah Daerah Tahun 2019
Ia sendiri tidak mematok tarif untuk warga menyebrang. Berapapun rupiah yang diberikan ia terima. Namun ia mengakui, setiap harinya puluhan hingga ratusan motor hilir mudik melewati jalur ini.
“Ya lumayan juga banyak yang lewat sini, berapapun ngasihnya diterima. Kita nanti gantian,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, tidak ada waktu khusus mengani buka atau tutupnya jalur penyebrangan jembatan ini. Namun terkadang, juga disesuaikan dengan keadaan Kali Cipunagara, apalagi jika musim hujan.
“Kadang pagi sudah mulai siap, malam juga kadang ada saja yang menyebrang. Tidak tentu, ya kalau bisa dan ada orang kita nyebrangin atau gentian,” bebernya.
Qoid juga menyebut, jika pemerintah membangun jembatan disini, hal itu akan sangat disambut baik masyarakat. Masyarakat akan sangat terbantu untuk kelancaran aktivitasnya. “Kalau dibuatkan jembatan pasti masyarakat senang, disambut. Tapi kalau bisa jembatan beton, jangan jembatan gantung,” ungkap Qoid.
Ia juga menyebut, sebenarnya telah ada fondasi untuk pembangunan jembatan gantung disebelah utara jembatan penyebrangan perahu. Hanya saja, ia tidak mengetahui kapan jembatan itu akan kembali dilanjutkan dibangun.
“Ada, mau dibuat jembatan gantung. Tapi tidak tahu, kalau bisa mas nya tanya saja langsung ke orang proyek,” ungkapnya.
Baca Juga:Tahun DukaWarga Pusakanagara Aspirasikan Perbaikan Infrastruktur
Pada awal tahun 2019 (31/1), Pasundan Ekspres juga telah menulis berita serupa. Salah satu narasumber yang diwawancara saat itu, Umimi mengaku, sejak dirinya masih sekolah sampai sekarang sudah bekerja masih menggunakan jalan teesebut sebagai jalan satu-satunya yang menghubungkan tiga desa tersebut.
“Saya dari zaman sekolah lewat ke sini. Ada jalan lain yang jalannya sudah bagus tapi waktu tempuh bisa tiga kali lipat. Soalnya muter. Terpaksa lewat sini,” jelasnya kepada Pasundan Ekspres, Kamis (31/1).