SUBANG-Jembatan Panyurungan seringkali mebuat warga yang melintas menjadi was-was. Keinginan warga untuk adanya jembatan menjadi prioritas warga sekitar.
Aktivis lingkungan Subang Alam Randjatan mengatakan, alat transportasi jukung yang digunakan untuk menyebrang dengan melewati aliran Sungai Cipunagara, panjangnya kurang lebih 50 meter dengan lebar sekitar 30. Kondisinya sangat memprihatinkan, jika dalam kondisi musim hujan. “Sangat berbahaya di musim hujan, apalagi jika air sungai meluap,” katanya.
Jukung, kata dia, merupakan alat transportasi datar dengan menggunakan seling untuk menggerakannya. Jukung bisa mengangkut belasan orang dan beberapa kendaraan bermotor sekali angkut. Bergereak sekitar 50 meter dalam menyebrangnya. “Kondisi tersebut bisa sangat membahayakan. Harus ada ketegasan pemerintah untuk membuat solusi. Jangan sampai ada korban jiwa, baru dibuat pembangunan jembatan,” ungkapnya.
Warga Compreng, Adi (32) mengaku selalu menggunakan jukung sebagai jalan alternatif untuk cepat menyebrang menuju kecamatan sebrang. Warga meminta agar dibangun jembatan dan disegerakan, karena sudah lama dikeluhkan dan tidak adanya pembangunan. “Tolong lah, pemerintah jangan menutup mata dengan kondisi saat ini,” katanya.
Sementara itu Kepala BP4D Subang Sumasna mengatakan, pembangunan jembatan gantung untuk mengganti jukung sudah disiapkan. Rencananya, sebenarnya sejak tahun 2016 oleh dinas terkait yaitu dinas PUPR Subang, dengan jarak 50 meter antara Kecamatan Compreng dan Tambakdahan. Pihaknya saat ini sedang meminta progres dan informasi pelaksnaaan pembangunan jembatan gantung tersebut kepada PUPR. “Sudah sejak tahun 2016 akan dibangun, namun mengapa belum juga terlaksana. Saya akan meminta informasi dan progres terhadap Dinas PUPR,” ungkapnya.
Baca Juga:35 Dalang se-Kabupaten Subang Ikut Musyawarah Daerah Tahun 2019Tahun Duka
Estimasi biaya pembangunan jembatan gantung, Sumasna menuturkan, masih belum ada informasi. “Yang jelas, kami dari pemda menginginkan tahun 2020 pengerjaan pembangunan jembatan gantung tersebut bisa tuntas. Warga di dua kecamatan tersebut membutuhkan alat transportasi yang layak,” tegasnya.(ygo/vry)