Kini pembicaraan ekonomi kalah oleh isu politik –menolak gagasan penyatuan dari Xi Jinping.
Ekonomi selalu dan selalu kalah oleh politik. Di mana pun.
Sejarah terulang di Taiwan.
Bentuk Taiwan yang sekarang dulunya juga ditolak oleh rakyat Taiwan.
Sejarahnya unik.
Tiongkok memang agak kehilangan Taiwan sejak lama.
Tahun 1895 Taiwan sudah di bawah Jepang. Selama 50 tahun. Segala sesuatunya ikut Jepang. Generasi lamanya bisa berbahasa Jepang. Termasuk penasehat bisnis saya.
Ekonomi Taiwan, saat itu, juga sudah baik. Industri gula, tembakau, teh, dan perkebunan lainnya sudah maju.
Baca Juga:Sel Mewah Lapas Sukamiskin Belum Banyak PerubahanPorpi Subang Santuni Anak Yatim dan Petugas Kebersihan di Hari Ibu
Memang semua itu dimonopoli Jepang. BUMN Jepang. Hasilnya dikirim ke Jepang. Orang Taiwan hanya jadi buruh. Atau petani. Yang hasil buminya harus dijual ke perusahaan-perusahaan Jepang itu.
Ketika Jepang kalah di Perang Dunia ke-2, Taiwan diserahkan ke Sekutu. Berakhirlah kekuasaan Jepang di Taiwan. Selama 50 tahun.
Sekutu lantas menyerahkan Taiwan ke Republic of China. Dengan status sebuah propinsim dari Tiongkok.
Waktu itu belum ada People’s Republic of China.
Di dalam negeri, kala itu, Tiongkok masih terjadi pergolakan. Antara nasionalis yang korup (Republic of China) dan pejuang komunis –yang kelak mendirikan People’s Republic of China.
Pergolakan itu dimenangkan komunis. Pusat pemerintahan Republic of China mengungsi ke Taiwan. Komunis tidak mengejar mereka sampai Taiwan.
Pemerintah pusat Republic of China tinggal menguasai dua provinsi: Taiwan dan Fujian. Pun yang disebut Provinsi Fujian sebenarnya hanya beberapa pulau kecil di lepas Pantai Xiamen. Daratan Fujian sendiri sudah dikuasai komunis.
Dengan masih menguasai dua provinsi itu, Republic of China terus menyimpan dendam: kelak akan merebut provinsi-provinsi lain di Tiongkok-daratan.
Baca Juga:Segara HMI Tingkatkan Kualitas KaderLelang Terbuka, KPK Buka Lowongan
Demikian juga setelah komunis mendirikan People’s Republic of China. Tetap menyimpan dendam: suatu saat nanti akan mengambil Taiwan kembali menjadi salah satu provinsi di Tiongkok.
Sejak itu ada dua pemerintah pusat Tiongkok. Di Taipei dan di Beijing.
Sampai tahun 1979.
Ketika Perserikatan Bangsa-bangsa akhirnya hanya mengakui satu China: People’s Republic of China yang di Beijing.