Oleh : Rudi Setiadi, SE, MM
Dosen Program studi Perbankan syari’ah STEI Al-Amar Subang
Pembangunan jalan layang terus berkembang hampir di seluruh pelosok negeri. Tujuan membangun jalan layang tersebut yaitu untuk mengurangi kemacatan, meningkatkan keselamatan dan efisiensi lalu lintas. Namun faktanya, keberadaan jalan layang tidak serta merta secara signifikan mampu mengatasi kemacetan lalu lintas. Hal ini akibat pertumbuhan jumlah kendaraan yang begitu besar. Jalan layang juga bukan semata terkait persoalan lalu lintas saja namun terlepas dari sisi lalu lintas juga memberikan dampak lain terhadap kegiatan masyarakat. Diluar jalur utama yang dilintasi oleh kendaraan, pembangunan jalan layang menyisakan ruang yang cukup luas, karena kontruksinya yang cukup tinggi sehingga terdapat ruang kosong di kolong jalan layang atau pada bagian bawah jalan tersebut.
Ruang tersebut, seringkali dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat kegiatan. Pemanfaatan oleh masyarakat tersebut sangat beragam dan tidak sama pada tiap tempat. Ada suatu ruang di kolong jalan layang yang kolom atau dindingnya dimanfaatkan oleh para seniman jalanan sebagai tempat menyampaikan aspirasi dan kreativitas, misalnya dengan membuat graffiti atau karikatur. Ada pula ruang di kolong jalan layang yang dimanfaatkan sebagai tempat tinggal oleh kaum marjinal seperti gelandangan, anak jalanan dan juga tempat berjualan Pedagang Kaki Lima. Faktor-faktor pemanfaatan yang beragam tersebut salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi masyarakat yang kesulitan menemukan lahan murah dan strategis untuk dimanfaatkan. Jika kolong layang flyover Pamanukan tidak dimanfaatkan dengan baik, maka semakin lama ruang kosong jalan layang tersebut akan menjadi kumuh.
Setelah melihat berbagai jenis jalan layang di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta dan kota-kota lainnya serta bagaimana pemanfaatan yang bermacam-macam di setiap tempatnya membuat banyak spekulasi dapat muncul mengenai kemungkinan penyebabnya dan bagaimana saja cara yang bisa digunakan untuk mengetahui penyebabnya tersebut. Namun, secara umum pemanfaatan-pemanfaatan tersebut dipengaruhi oleh satu faktor yang mendasar, yakni ketersediaan ruang. Ruang yang mendukung pergerakan manusia untuk beraktivitas merupakan faktor fundamental pemanfaatan pada setiap ruang di kolong jalan layang.